Amuntai (ANTARA) - Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan H Husairi Abdi mengingatkan, kasus peredaran narkoba terus meningkat, sehingga Indonesia masih Darurat Narkoba
"Selain upaya pemberantasan narkoba, perlu terus dilakukan upaya pencegahan yang memadai, karena tidak ada sejengkal wilayah pun yang bebas dari peredaran narkoba," ujar Husairi.
Husairi mengatakan, Badan Narkotika Nasional perlu dukungan dan peran serta semua pihak dalam upaya pemberantasan dan pencegahan narkoba.
Membuka rapat kerja pemberdayaan masyarakat anti narkoba yang dimotori Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) HSU di Ballroom Hotel Balqis Amuntai, Husairi mengajak semua pihak untuk mendukung langkah dan upaya yang dilakukan BNNK.
Kepala BNNK Kabupaten HSU H Syamsuddin mengakui, dalam upaya pemberantasan narkoba BNNK HSU memiliki keterbatasan sumber daya manusia.
Jumlah pegawai di BNNK HSU hanya 19 orang, 5 orang PNS, 3 orang tenaga organik yang khusus dari BNN, 10 tenaga kontrak
Sedang seksi pemberantasan belum ada," terangnya.
Syamsuddin pernah meminta penambahan personil ke Polres HSU, namun baru dikasih satu orang, sedang BNNK butuh minimal lima orang dari Polres HSU.
"Keterbatasan personil dan anggaran membuat BNNK perlu memberdayakan seluruh komponen secara berkelanjutan, memberdayakan peran instansi pemerintah dan masyarakat," tandasnya.
Syamsuddin menginformasikan, jika BNNK HSU sudah memulai langkah kerja sama kemitraan dengan pemerintah desa dan membentuk relawan masyarakat anti narkoba di desa.
Demikian pula di tiap SKPD dilingkungan Pemerintah Daerah juga memiliki para relawan yang diharapkan aktif dalam melakukan edukasi dan pembinaan kepada rekan-rekannya sesama ASN/ PNS.
Sosialisasi kepala pelajar dan mahasiswa juga diintensifkan mengingat generasi muda merupakan sasaran atau pengguna narkoba terbesar.
Salah seorang pimpinan SKPD Sugeng Riyadi menyarankan kemitraan pemerintah desa dan BNNK HSU agar bisa mengalokasikan sebagian anggaran desa yang begitu besar untuk pencegahan peredaran narkoba.
"Menjadi tantangan cukup besar bagi BNNK mengingat perhatian dan kepedulian masyarakat termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama masih belum intens terhadap upaya pencegahan narkoba," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, sebagian masyarakat masih apatis dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, bahkan jika tetangganya merupakan pengedar atau bandar narkoba mereka tidak melaporkan.