Banjarmasin (ANTARA) - Program studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan, siap menerapkan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM), yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim.
Ketua Prodi Sosiologi Fakultas FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Dr Setia Budhi, mengatakan prodi sosiologi siap mengimplemtasikan MBKM ini, karena sejalan dengan pembelajaran dan kurikulum.
"Kami selama ini pun sudah mendampingi mahasiswa Sosiologi terutama kegiatan yang terkait pemberdyaan masyarakat," katanya Kamis.
Dikatakan, tujuan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga semester di luar program studi” guna meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills.
Agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Hal itu sesuai dengan misi Perguruan Tinggi untuk mengembangkan program secara optimal, efektif, efisien, dan bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dosen, mahasiswa dan para pihak.
"Kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan," kata dosen senior melalui siaran pers.
Mahasiswa yang saat ini belajar di Perguruan Tinggi, harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, skill yang kuat dan ulet.
Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Permendikbud No.3 Tahun 2020 memberikan hak kepada mahasiswa untuk 3 semester belajar di luar program studinya. Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya.
Dia menambahkan, Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya.
Lebih lanjut, kata Ketua Program Studi Sosiologi ini, dalam kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka – MBKM, sebenarnya sangat dinantikan, sebab banyak problem pembangunan di Kalimantan Selatan ini yang memerlukan sentuhan kreatif dan inovasi mahasiswa untuk berkarya.
Dosen senior ini mencontohkan, masalah angka kemiskinan dan kasus stunting di Kalimantan Selatan yang masih tinggi, terutama dipedesaan dan pedalaman, secara teknis model BMKM ini mahasiswa sosiologi akan “keroyokan” dengan mahasiswa dari fakultas lain.
Nantinya mahasiswa Sosiologi mengambil peran dalam kegiatan sosial mapping dan pendampingan, mahasiswa dari Studi Kesehatan Masyarakat melakukan penyuluhan tentang Gizi, Mahsiswa Studi Pertanian akan mengambil peran dalam Pengayaan Sumber Makanan Tambahan.
Mahasiswa Fakultas Perikanan dengan gerakan Makan Ikan dan mahasiswa dari Fakultas Teknik Arsitektur bisa saja mengambil peran membangun desain Rumah Gizi.
Jadi ini adalah kerja bersama-sama berfikir bersama dan mencari solusi dari berbagai disiplin ilmu, dan tentu saja mekanismenya tetap dibawah koordinasi Universitas.
Saya yakin MBKM ini menjawab tantangan mahasiswa ke depan, supaya lulusannya sudah memberikan konstrusi bagi masyarakat dan pembangunan daerah. Katanya penuh opimis dengan kebijakan ini.