Banjarmasin (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) melalui mekanisme tugas pembantuan (TP) melakukan pembasahan cepat yang dilaksanakan pada 6-8 Juli 2020 untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut RI Dr Myrna A Safitri pada rapat koordinasi virtual dengan seluruh pihak terkait di Kalsel, Rabu.
Menurut Myrna, data dari sembilan alat pemantau tinggi muka air (TMA) yang dibangun oleh BRG menunjukan tinggi muka air di KHG Sungai Balangan – Batangalai berada 0,4 meter di bawah permukaan gambut dan memerlukan upaya pembasahan cepat.
Pembasahan ekosistem gambut dengan infrastruktur pembahasan gambut (IPG) yang sudah dibangun, kata dia, merupakan upaya awal pencegahan kebakaran.
"Berdasarkan data secara umum selama dua bulan ke belakang, kedua KHG menunjukan tren kecenderungan penurunan nilai rataan TMA.
Sedangkan di KHG Sungai Barito–Sungai Tapin muka air masih berada di atas permukaan tanah.
Menurut Myrna, penurunan tinggi muka air (TMA) sangat mungkin menjadi salah satu potensi terjadinya karhutla.
Maka dari itu, kata dia, BRG bersama TP bekerja sama dengan tim satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan-lahan gambut Kalimantan Selatan yang dikoordinir oleh BPBD, melakukan koordinasi erat dalam upaya mitigasi bencana ini melalui operasi pembasahan gambut.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sesuai Keputusan Gubernur Nomor: 188.44/0487/KUM/2020 terhitung 1 Juli-30 Nopember 2020 menetapkan status siaga darurat penanganan bencana kabut asap, akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan.
Satuan tugas atau personel karhutla Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk yang beranggotakan polisi, TNI, satpol PP, relawan, BPBD, dan damkar.
BRG bersama TP akan membantu tim satuan tugas menyediakan data-data "early warning" seperti penurunan tinggi muka air, hotspot yang terdeteksi di aplikasi GLAD-PRIMS, untuk nantinya dilakukan patroli pengecekan lokasi dan pemadaman dini.
BRG bersama TP tambah dia, juga akan terus melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat Desa Peduli Gambut.
Saat ini terdapat 36 desa peduli gambut (DPG) yang dibina oleh BRG di Kalimantan Selatan.
Tujuan program Desa Peduli Gambut untuk memfasilitasi desa-desa, agar bisa meningkatkan kesejehteraan dan status perkembangan desanya, dan melaksanakan upaya restorasi ekosistem gambut di tingkat tapak.
DPG juga memiliki program penting berupa peningkatan kapasitas petani melakukan pertanian ramah gambut, melalui Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya karhutla di sekitar desa.
Di Kalimantan Selatan sudah ada 72 kader SLPG dengan 19 mini demplot (kebun percontohan).
Saat ini BRG berhasil melakukan restorasi ekosistem gambut di Kalimantan Selatan seluas 7,421 hektare.
"Terkait pelaksanaan kegiatan supervisi di lahan konsesi di Kalimantan Selatan, sudah mencapai 64,60 persen (sekitar 32,000 hektar) dari target 50.000 hektare di area konsesi perkebunan," katanya.