Kotabaru, 16/4 (ANTARA) - Beberapa hari terakhir murid kelas III SMA dan SMP sederajat dan guru disibukkan persiapan dalam menghadapi ujian nasional.
Begitu juga dengan orangtua siswa, semuanya berkonsentrasi membantu dan memberikan dukungan moril kepada anaknya dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional (UN).
Untuk menghadapi UN, sejumlah SMA di Kotabaru melaksanakan persiapan ujian nasional "try out" hingga tiga kali.
Bahkan sebagian wali murid melarang anaknya untuk melakukan kegiatan yang lain sebelum mengikuti UN, mereka memfokuskan diri untuk belajar dan mengerjakan soal-soal ujian nasional yang telah lewat.
Doa bersama, sholat hajat serta membaca sholawat atau yang lainnya kerap terdengar dibaca di sekolah-sekolah beberapa hari ini, dengan satu tujuan yakni agar sekolah sukses menyelenggarakan UN, dan siswanya mendapatkan nilai baik serta lulus 100 persen.
Ada sekolah-sekolah yang menghadapi UN, secara berlebih-lebihan dengan melakukan kegiatan hingga larut malam.
Hal itu dikhawatirkan justru menganggu kesehatan murid, terutama mereka yang kondisi kesehatannya lemah.
"Seharusnya persiapan yang berlebih-lebihan itu tidak perlu dilakukan, karena dikhawatirkan justru akan mengganggu kesehatan anak didik," kata Ketua Komisi III DPRD Kotabaru H Syahiduddin.
Menurut kader Partai Keadilan Sejahtera itu, jangan menjadikan UN sebuah horor yang menakutkan bagi anak didik.
Karena UN itu hal yang biasa, UN juga telah dilakukan setiap tahun sejak dahulu, bukan hal yang baru.
"Jadi tidak perlu takut dalam menghadapi ujian nasional," jelas dia.
Syahiduddin yang akrap disapa Eed itu mengajak para guru dan wali murid membantu anak-akannya agar bisa lebih rilek dalam menghadapi UN.
"UN adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditakuti," terangnya.
Eed mengajak para guru dan orangtua wali murid untuk melakukan perubahan lebih baik dalam membimbing anak-anaknya dalam menghadapi UN.
"Kita harus mulai mencari sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efisian, agar anak didik kita tidak perlu bersusah-payah mempersiapkan diri dalam menghadapi UN," ajaknya.
Menurut dia, agar sukses dan mendapatkan nilai terbaik dalam UN tidak dapat dilakukan secara instan/cepat, dikebut dalam beberapa malam atau lebih cepat dari itu.
Namun untuk mendapatkan nilai baik dan sukses bisa dilakukan sejak awal yakni dalam proses belajar mengajar.
Guru harus selalu mencari cara terbaik agar ilmu yang disampaikan kepada murid itu mudah diserap dan diingat, sebaliknya murid juga mencarai cara bagaimana belajar secara efektif.
"Jika semuanya sudah menemukan cara yang terbaik, maka dalam menghadapi UN siswa tidak harus diporsir untuk belajar hingga kesehatannya terganggu," terangnya.
Menyamakan UN
Persiapan ujian nasional yang dilakukan Dinas Pendidikan Kotabaru bukan hanya khusus untuk menghadapi dan mengerjakan soal-soal saja.
Tetapi Dins Pendidikan juga mulai menyiapkan keamanan dan pendistribusian soal ke kecamatan hingga kesekolah, serta pengembalian soal ke Banjarmasin.
Untuk persiapan mengerjakan soal bagi murid telah dilakukan beberapa kali "tryout".
Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru Eko Suryadi Widodo MM, menyatakan, ingin memperbaiki kualitas mutu pendidikan di Kotabaru melalui peningkatan disiplin dan transparansi mulai dari murid hingga ke dewan guru.
Eko yang baru beberapa bulan dilantik menjadi kepala dinas pendidikan itu mencoba memberlakukan pertukaran pengawas "tryout' dari guru sekolah satu ke sekolah yang lain.
Guru pengawas yang betugas pada tryout di sekolah-sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sederajat di Kotabaru, diundi untuk menghindari adanya rekayasa nilai.
"Karena kami beranggapan bahwa 'tryout' ini sama dengan ujian nasional, sehingga hendaknya menghasilkan nilai yang sebenarnya, pengawas yang melakukan pengawasan di ruang-ruang belajar harus diundi atau disilang," jelasnya.
Dikatakan, pada "tryout" pertama nilai siswa SMA dan sederajat di Kotabaru angka kelulusanya hanya mencapai berkisar 3,9 persen.
Pencapaian tersebut, menurut Eko masih jauh dari harapan Pemkab Kotabaru.
Dijelaskan, UN yang dilaksanakan mulai Senin (18/4) akan diikuti sekitar 1.849 orang dari 28 buah SMA sederajat.
Meski tidak menjadi yang terbaik di Kalsel, Dodo berharap perhatian semua pihak agar nilai kelulusan dan prosentase kelulusan untuk Kotabaru jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara untuk keamanan soal dari kebocoran, dinas pendidikan menitipkan soal UN tersebut ke Mapolres Kotabaru.
Bukan itu saja, bahkan dinas pendidikan bekerjasama dengan Mapolres Kotabaru untuk menjaga, mengawal dan mendistribusikan soal UN ke sekolah hingga mengembalikan lembar jawaban ke Banjarmasin.
Wakapolres Kotabaru Komisaris Polisi Joko Sulistio, mengatakan, sudah beberapa hari ini soal UN telah dititipkan di Mapolres Kotabaru.
"Hari ini (Sabtu) Polisi akan mendampingi petugas dari dinas pendidikan untuk mendistribusikan soal ke kecamatan hingga ke sekolah-sekolah di Kotabaru," katanya.
Kasat Intel Ajun Komisaris Polisi Yustinus Setio, menambahkan, polisi telah mengawal semua pendistribusian soal UN ke semua kecamatan di Kotabaru dengan menggunakan transportasi darat dan laut.
"Khusus untuk sekolah di Kecamatan Pulau Sembilan, soal didistribusikan dengan kapal/spedboat pemerintah daerah," ujarnya.
Kecamatan Pulau Sembilan sekitar 84 mill sebelah selatan Kotabaru merupakan wilayah Kotabaru yang berada di laut Jawa dan berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Timur.
Pada waktu-waktu tertentu, kapal penumpang dan kapal cargo dilarang berlayar ke daerah tersebut, karena gelombang tinggi mencapai 2-3 meter.
Sementara pendistribusian soal UN untuk kecamatan sekolah di 19 kecamatan yang lain, menggunakan angkutan umum yang dicalter.
"Semua soal telah kami distribusikan ke kecamatan-kecamatan dengan dikawal Polisi dari Mapolsek masing-masing kecamatan," jelasnya.
Selanjutnya, soal akan disimpan di Mapolsek hingga pelaksanaan UN Senin (18/4).
"Soal akan didistribusikan ke sekolah mulai Senin dengan dikawal Polisi," paparnya.
Khusus untuk sekolah di wilayah Kecamatan Pulau Utara, soal UN masih disimpan di Mapolres Kotabaru, soal tersebut akan didistribusikan ke sekolah-sekolah pada Senin dengan dikawal Polisi.
Yustinus menambahkan, Polisi bukan hanya siap mengawal dalam pendistribusian soal dan lembar jawaban saja, tetapi untuk pengawasan di kelas saat pelaksanaan ujian juga akan dilakukan apabila diperlukan.(B)