Jakarta (ANTARA) - Renault mengajukan protes resmi ke FIA mempertanyakan aspek legalitas mobil balap tim Racing Point setelah performa kuat tim rival itu di Grand Prix Styria, Austria, Minggu.
Pebalap Meksiko Sergio Perez finis P6 diikuti rekan satu timnya, Lance Stroll asal Kanada, mengalahkan mobil Renault Daniel Ricciardo yang tersingkir ke P8.
Para steward lomba menyatakan jika protes tersebut terkait dugaan pelanggaran regulasi Formula 1 tentang desain dan outsourcing suku cadang yang terdaftar.
Singkatnya, Renault menganggap Racing Point menggunakan desain yang memiliki sejumlah elemen yang tidak didesain oleh tim itu sendiri, demikian laman resmi F1.
Baca juga: Renault - Google Cloud bermitra mngoptimalkan manajemen data otomotif
Racing Point mengakui jika mobil RP20 yang bermesin Mercedes itu, juga dipasang girboks serta suspensi belakang dari Mercedes, meniru filosofi mobil yang digunakan Lewis Hamilton merebut gelar musim 2019.
Kemiripan desain mobil yang dijuluki "pink Mercedes" itu pun telah membuat sejumlah tim tidak senang.
FIA kemudian akan menyita dan menyegel saluran udara rem depan dan belakang mobil Racing Point untuk dianalisa.
Tim pabrikan Mercedes, yang menyediakan Racing Point mesin dan girboks, juga diperintahkan untuk menyerahkan brake duct yang dipakai di mobil mereka musim lalu untuk perbandingan.
Baca juga: Ingin Renault bertahan, Prancis memberi sokongan Rp79,6 triliun
Renault dan Racing Point --dulu bernama Force India-- telah beberapa kali saling protes terkait regulasi seperti ketika poin tim Renault dicopot dari Grand Prix Jepang menyusul protes yang diajukan tim yang bermarkas di Silverstone itu.
Protes Racing Point terkait sistem bias rem Renault dikabulkan saat itu.
Renault finis peringkat lima musim lalu, sedangkan Racing Point ketujuh.
Setelah dua balapan musim ini berlangsung, Racing Point mengemas 22 poin sementara Renault baru delapan.
Renault mengajukan protes resmi terkait legalitas mobil Racing Point
Senin, 13 Juli 2020 6:46 WIB