Jakarta (ANTARA) - Mercedes tak bisa mengajukan banding terhadap kemenangan Max Verstappen sebagai juara dunia baru setelah pengawas balapan menolak protes yang diajukan tim pascalomba GP Abu Dhabi, Minggu.
Pebalap Red Bull Verstappen menyalip pebalap Mercedes Lewis Hamilton di situasi kontroversial di lap terakhir untuk memenangi GP Abu Dhabi dan meraih gelar juara dunia pertamanya.
Mercedes, yang mengamankan gelar konstruktor untuk kedelapan kalinya secara beruntun, protes berdasarkan dua dugaan pelanggaran regulasi olahraga ketika safety car dikeluarkan di pengujung lomba.
Penyataan resmi dari steward menyebut Mercedes memprotes "menentang klasifikasi di akhir kompetisi", dengan dalih adanya pelanggaran artikel 48.12.
Verstappen mendapati sejumlah pebalap yang berada di posisi belakang antara dia dan Hamilton setelah pit ketika safety car dikeluarkan di empat putaran terakhir.
Baca juga: Russell ditugasi Mercedes uji ban baru
Race director Michael Masi memutuskan hanya lima mobil urutan belakang yang berada di antara dua pebalap penantang gelar juara itu yang diizinkan untuk melepaskan diri dari safety car, ketimbang seluruh mobil yang di-overlap seperti prosedur biasanya.
Pada protes keduanya, Mercedes juga berargumen bahwa artikel 48.8 dilanggar ketika mobil Verstappen bergerak mendahului mobil Hamilton saat ia menunggu dengan tak sabar untuk meneruskan balapan di lap terakhir menyusul usainya periode safety car.
Mercedes menyebut itu merupakan tindakan overtake ilegal.
Steward mendapati mobil Verstappen sempat berada di depan Hamilton ketika keduanya berakselerasi dan mengerem namun tidak berada di posisi depan ketika periode safety car berakhir.
Baca juga: Mercedes perpanjang kontrak Hamilton
Mercedes, didampingi tim pengacara menemui steward, berargumen bahwa Hamilton bisa menang apabila peraturan terkait mobil yang dioverlap dipatuhi dan meminta hasil diubah menjadi posisi pebalap di lap penultima.
Steward memandang bahwa tidak pantas untuk memangkas balapan.
Mereka menyadari bahwa sementara peraturan tidak sepenuhnya diterapkan, artikel lain mengizinkan race director untuk mengendalikan penggunaan safety car, demikian Reuters.