Banjarmasin (ANTARA) - Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Supian HK meminta aparat berwenang agar menelusuri kemungkinan adanya jaringan Islamic State of Iraq and Suriah" (ISIS) di provinsinya.
Permintaan dia itu, Kamis saat mengunjungi keluarga korban penyerangan Polsek Daha Selatan (Dasel) - Nagara (sekitar 163 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Wakil rakyat yang bergelar sarjana hukum, magister hukum serta mendapat gelar doktor kehormatan itu berharap, kejadian penyerangan Polsek Dasel-Nagara yang cukup menggemparkan tersebut agar tidak terulang lagi, terutama di Kalsel.
"Penyerangan oleh oknum terduga dari kelompok ISIS itu terhadap Polsek Dasel-Nagara merupakan keprihatinan bagi kita semua, baik DPRD maupun pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel," ujar Supian HK yang juga Ketua Harian DPD Partai Golkar tingkat provinsi tersebut.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu juga mengapresiasi atas cepat tanggap pihak kepolisian dalam bertindak.
Selain itu, anggota DPRD Kalsel dua periode tersebut juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk dapat menyaring informasi khususnya media internet dari hal-hal yang negatif,
“Untuk penggunaan internet juga dipantau agar tidak ada penyalahgunaan, terutama pada generasi muda supaya tidak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif,” pinta laki-laki berkumis tipis kelahiran 1957 atau berbintang Libra tersebut.
Pada kesempatan itu pula, selain menyatakan turut berdukacita atas meninggal dunia anggota Polsek Dasel-Nagara karena serangan oknum terduga dari kelompok ISIS, dia juga mendoakan almarhum semoga mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT.
"Semoga korban yang meninggal diterima oleh Allah sebagai syahid, karena kita tahu almarhum meninggal dunia dalam melaksanakan tugas menjaga keamanan masyarakat,” demikian Supian HK.
Menyertai kunjungan Ketua Dewan tersebut ke Dasel-Nagara juga beberapa anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel antara lain H Sahrujani yang juga Ketua Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur lembaga legislatif tingkat provinsi itu.
Selain itu, anggota Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel H Troy Satria, ujar Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Protokoler dan Kehumasan Sekretariat Dewan (Setwan) provinsi setempat, Deddy Noriadi yang menyertai kunjungan tersebut.
Kemudian turut menyertai dari Pemprov Kalsel antara lain
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) provinsi setempat, lanjut juru bicara Setwan tersebut.
Dalam kunjungan itu pula, Ketua DPRD Kalsel menyampaikan bantuan dari Gubernur setempat, H Sahbirin Noor atau dengan sapaan akrab Paman Birin berupa uang tunai Rp10 juta untuk keluarga yang meninggal dunia, dan masing-masing Rp2,5 juta bagi yang luka.
Sedangkan Ketua DPRD Kalsel menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp7,5 juta pada keluarga korban meninggal dan Rp 2 juta bagi korban yang luka.
Menerima rombongan Ketua DPRD Kalsel itu, Rokinah (istri korban yang meninggal dunia) dan anaknya beserta keluarga lainnya, demikian Deddy Noriadi.
Pada kesempatan terpisah, Kapala Bidang (Kabid) Humas Polda Kalsel Muhammad Rifani menyatakan, pihaknya sudah mengantongi identitas pelaku penyerangan terhadap Polsek Dasel HSS yaitu AR (20), warga lokal berdomisili di wilayah kecamatan tersebut, masih berstatus bujangan.
Ia mengatakan, kejadian penyerangan dini hari Senin (1/6) sekitar pukul 02.15 Wita di Polsek Dasel, dan sebelumnya pelaku menyiramkan bahan bakar bensin ke mobil patroli, dan langsung membakarnya.
"Tidak berapa pelaku masuk ke ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek, di mana ada dua personal yang lagi melaksanakan piket, yakni Brigadir Leo Nardo Latupapua dan Brigadir Djoman Sahat Manik Raja," katanya dalam keterangan pers, 1 Juni lalu.
Brigadir Leo Nardo Latupapua ini jabatannya sebagai Kanit SKPT dan yang bersangkutan sempat bergumul dengan pelaku sehingga korban mengalami luka parah dan meninggal di tempat, sementara rekan korban Brigadir Djoman Sahat Manik Raja juga mengalami luka.
Saat kejadian tersebut, sempat korban melakukan perlawanan satu lawan satu, korban dengan tangan kosong sementara dengan pelaku menggunakan senjata tajam jenis sebilah Samurai, demikian Muhammad Rifani.