Amuntai (ANTARA) - Sejak merebak wabah COVID 19 Mesjid Raya At Taqwa Amuntai ditutup sementara dari aktivitas Sholat Jum'at, namun sebagian warga menilai penutupan mesjid di pusat Kota Amuntai ini bisa menjadi penyebab penyebaran COVID 19 ke wilayah lainnya.
Pasalnya jama'ah Mesjid Raya sebagian tetap nekad melaksanakan Sholat Jum'at ditempat lain menyebar keberbagai mesjid membuat warga sekitar khawatir wilayah tempat tinggal mereka jadi rawan terjadi penularan COVID 19.
"Gara-gara masjid besar seperti Masjid Raya Amuntai ditutup mengakibatkan jema'ah menyebar ke masjid lain malah menambah risiko penyebaran Virus Covid-19, bagaimana solusinya?," ujar warga bernama Haji Akad.di Amuntai, beberapa waktu lalu.
Akad mengharapkan pemerintah lebih jauh lagi terlibat dalam merealisasikan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar semua mesjid mematuhinya.
Aspirasi warga ini mengemuka saat dilangsungkannya dialog dan tanya jawab melalui video teleconference dengan Bupati HSU H Abdul Wahid HK pada puncak Peringatan Hari Jadi ke 68 Kabupaten HSU di Mess Negara Dipa.
Pada layar teleconference terlihat warga masyarakat dari enam.lokasi berbeda terhubung dan berdialog dengan bupati dan jajaran Forkopimda.
Wahid menjelaskan jika Pemerintah Daerah sudah menyampaikan himbauan pemerintah dan MUI termasuk Maklumat Kapolri oleh anggota Polres HSU kepada semua pengurus mesjid.
"Sebenarnya kita sudah surati semua pengurus mesjid agar tidak menyelengarakan Sholat Jum'at karena pertimbangan adanya wabah COVID 19 namun tidak semua pengurus Mesjid mengindahkannya, sehingga masyarakat masih mengikuti penyelenggaraan Sholat Jum'at diberbagai tempat," terang Wahid.
Di beberapa desa, kata Wahid, warga menganggap yang hadir di masjid adalah warga daerah sekitar sehingga merasa aman dari potensi penyebaran COVID 19 dengan tetap menyelenggarakan kegiatan salat Jumat.
Ditegaskan, tujuan dari Himbauan pemerintah dan Fatwa MUI adalah guna menghindari kerumunan warga disuatu tempat agar virus COVID 19 tidak gampang menular dari satu orang kepada orang lainnya.
Menurut Wahid untuk saat ini tidak ada.upaya lain yang ditempuh pemerintah daerah maupun tim gugus tugas percepatan penanganan COVID 19 kecuali memberikan penyuluhan, sosialisasi agar masyarakat menyadari betapa berbahaya jika tertular Virus COVID 19.
"Marilah kita saling mengingatkan satu dengan yang lain, memberitahu saudara-saudara kita yang belum mengerti tentang bahaya Virus COVIad 19 sehingga daerah kita tetap aman dari penyebaran COVID 19 , " kata Wahid.
Pada dialog intetaktif melalui teleconference tersebut warga juga mempertanyakan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai salah satu upaya membantu masyarakat kurang mampu yang terdampak COVID 19.
Bupati menjelaskan jika pencairan BLT masih menunggu proses pendataan dan penetapan jumlah penerima bantuan dan secepatnya akan disalurkan.
Seorang ibu rumah tangga bernama Halimah mengeluhkan usaha perdaganganya yang sepi akibat adanya Wabah COVID 19 yang oleh Bupati HSU disarankan agar melakukan promosi dan berjualan secara online.
Pembelajaran dalam jaringan (daring) yang diterapkan pemerintah kepada siswa juga menjadi aspirasi yang disampaikan oleh salah satu warga yakni Ahmad Zaini.
Sebagian siswa, katanya mengeluhkan kondisi kelelahan yang mereka alami dalam mengikuti pembelajaran secara daring disebabkan sering terjadinya gangguan jaringan internet.
Wahid mengatakan secara umum sebagian besar wilayah Kabupaten HSU sudah terjangkau jaringan internet hanya sedikit wilayah yang kurang maksimal.
Namun tidak ada upaya lain dalam memberikan pembelajaran kepada siswa ditengah wabah COVID 19 kecuali melalui kegiatan online atau daring. Namun pihak sekolah juga memiliki alternatif pembelajaran secara manual jika siswa menghadapi kendala, tinggal dikomunikasikan saja dengan pihak sekolah.