Jakarta (ANTARA) - Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Mohammad Nasih mengatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bukan berarti yang bersangkutan diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Lolos SNMPTN bukan berarti sudah diterima di PTN. Masih ada beberapa proses lanjutan, termasuk verifikasi data, verifikasi rapor hingga ekonomi. Setelah semua itu selesai, baru yang bersangkutan dinyatakan diterima di PTN itu," ujar Nasih dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pengumuman hasil SNMPTN 2020 bisa diakses daring mulai Rabu siang
Oleh karenanya, Nasih menyarankan siswa yang lolos SNMPTN untuk melihat betul persyaratan di laman situs PTN tujuan. Ketidakcermatan siswa akan memengaruhi diterima atau tidaknya siswa.
Contohnya, lapor diri atau verifikasi dilakukan pada 10 April. Namun, karena tidak cermat, siswa tersebut baru membuka pada 15 April. Alhasil terlambat, sehingga dinyatakan tidak diterima.
"Kelolosannya pada SNMPTN, dapat dibatalkan jika tidak melakukan verifikasi," tambah dia.
Khusus untuk peserta KIP Kuliah, perguruan tinggi dapat melakukan verifikasi ke rumah peserta tersebut, guna memastikan bahwa yang bersangkutan benar-benar layak mendapatkan KIP Kuliah.
Baca juga: Calon mahasiswa kurang mampu diminta LTMPT tetap daftar SNMPTN
LTMPT meminta agar peserta yang lolos SNMPTN bisa menjadi duta pencegahan COVID-19, dengan cara menyosialisasikan materi LTMPT terkait pencegahan COVID-19 melalui media sosial dan lainnya.
Sebanyak 96.496 siswa dinyatakan lulus SNMPTN 2020. Jumlah tersebut merupakan hasil seleksi dari jumlah pendaftar yang mencapai 489.601 siswa. Daya tampung jalur SNMPTN 2020 sebanyak 101.772 kursi.
Dari jumlah yang dinyatakan lulus di PTN tersebut, termasuk 25.398 siswa dari peserta pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), dengan total pendaftar KIP-Kuliah 95.346 siswa.
Lolos SNMPTN bukan berarti diterima di PTN
Rabu, 8 April 2020 15:40 WIB