"Komoditas perikanan asal Jateng itu diekspor ke 28 negara tujuan, seperti Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Taiwan, dan China," kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana di Semarang, Kamis.
Komoditas perikanan yang dominan diekspor adalah daging rajungan, surimi, cumi-cumi, udang dan daging nila.
Yang paling dominan adalah daging rajungan dengan nilai ekspor mencapai Rp718 miliar atau setara dengan volume 2.302 ton.
Menurut dia, capaian nilai ekspor komoditas perikanan itu karena ada sertifikasi pada produk-produk komoditas perikanan yang dikeluarkan oleh BKIPM.
Baca juga: Menteri KKP periode berikutnya dorong kinerja ekspor
Hingga September 2019, lanjut dia, BKIPM Semarang telah merilis sertifikat kesehatan ikan dan produk perikanan tujuan ekspor sebanyak 4.164 lembar.
Ia memastikan 57 jenis komoditas perikanan yang diekspor sudah memenuhi persyaratan ekspor dan dilengkapi sertifikat Kesehatan Ikan yang menjadi jaminan bahwa ikan aman dan layak dikonsumsi.
"Pengawasan terhadap mutu dan keamanan hasil perikanan oleh BKIPM menjadikan produk perikanan memiliki daya jual yang mampu bersaing dengan negara lain," ujarnya.
Selain itu, produk perikanan yang di ekspor juga konsisten menerapkan sistem "Good Manufacture Practices" di unit pengolahan ikan.
"Semua diimplementasikan pada saat proses pengolahannya sehingga sudah dapat dipastikan terjamin mutunya," katanya.
Baca juga: Pemkab HST latih para pembudidaya ikan
Baca juga: Kematian puluhan ton ikan lantaran oksigen sungai Martapura rendah
Baca juga: LSM: Regulasi impor perikanan terlalu longgar dan kurang melindungi pangan