Menurut Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinkes Tabalong, H Maksum Dahlan SKM, Rabu, dibanding 2009 jumlah kasus malaria turun, dari 546 kasus menjadi 398 kasus.
"Kasus malaria di Tabalong memang fluktuatif, tahun lalu jumlahnya mencapai 398 kasus sedangkan 2009 mencapai 546 kasus," jelas Maksum, Rabu di Tanjung.
Meski mengalami penurunan, Dinkes Tabalong terus menggiatkan berbagai upaya pencegahan guna menurunkan jumlah kasus malaria di Bumi Saraba Kawa ini.
Salah satunya dengan menggiatkan penggunaan kelambu berinsektisida sebagai upaya efektif mencegah penularan malaria.
Keuntungan penggunaan kelambu berinsektisida ujar Kasie Penyuluhan Kesehatan, H Akhmad Rivai antara lain untuk mengurangi gigitan nyamuk malaria.
Selain itu, tambah dia, juga lebih murah karena tidak memerlukan peralatan khusus sehingga bisa diintegrasikan dengan program lain.
"Di beberapa negara penggunaan kelambu berinsektisida efektif mengurangi angka penderita malaria karena itu masyarakat Tabalong diharapkan bisa menggunakannya khususnya keluarga yang memiliki balita dan ibu hamil," jelas Rivai.
Dinkes Tabalong sendiri telah menyalurkan sekitar 69.119 kelambu berinsektisida ke seluruh kecamatan dan wilayah endemis malaria menjadi prioritas dalam pendistribusian kelambu berinsektisida.(mia/B)