Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Tapin Sugian Noor mengatakan membawa produk olahan cabai terpedas di Indonesia atau Cabai Rawit Hiyung pada misi dagang Kalimantan Selatan untuk usaha mikro kecil (UMK) ke Jakarta, Yogyakarta ,dan Bali pada 2024.
"Produk yang dibawa adalah produk UMK yang berpotensi ekspor, di antaranya aneka produk olahan Cabai Hiyung," ujar Sugian kepada ANTARA di Rantau, Kamis.
Selain itu, Sugian mengatakan ada juga ayaman purun dan kain motif Sasirangan khas daerah Kabupaten Tapin untuk dibawa pada misi dagang Kalimantan Selatan.
"Ada juga beberapa produk olahan pangan lainnya," ungkapnya.
Disebutkan Sugian produk khas Kabupaten Tapin yang diikutsertakan pada misi dagang Kalimantan Selatan ini adalah produk yang memiliki kualitas tinggi dan memiliki potensi ekspor menjanjikan.
"Harapannya audiens yang hadir antara lain perwakilan kedutaan besar dan trade atase negara sahabat, Kadin Jakarta dan para eksportir baik asosiasi maupun perorangan, dan seluruh pengunjung yang hadir tertarik melakukan kerjasama pemasaran produk UMK Tapin agar bisa menembus pasar baik nasional maupun internasional," ungkapnya.
Baca juga: Harga Cabai Hiyung meroket, Petani di Tapin raup untung
Ketua Kelompok Tani Karya Baru Desa Hiyung Junaidi mengatakan untuk turunan olahan cabai ini di antara ada yang dibikin menjadi abon hingga sambal aneka rasa yang khas siap saji.
"Saat ini, ada 116 hektar lahan Cabai Rawit Hiyung milik 11 kelompok tani melibatkan 300 KK warga setempat. Ditambah, 140 hektar lahan milik petani mandiri," ujarnya.
Jika ditotal, maka ada 329 KK atau 99 persen penduduk Desa Hiyung mengandalkan tanaman cabai ini sebagai tumpuan ekonomi.
Dengan lahan dan sumber daya ini, dikatakan Junaidi, untuk olahan turunan Cabai Rawit Hiyung bisa disediakan dengan skala yang banyak.
Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan Sulkan mengatakan misi dagang UMK pertama akan dilaksanakan di Jakarta pada Maret 2024.
"Kemudian akan berlanjut ke Yogyakarta dan Bali," ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi dan memperluas akses pasar produk UKM Kalimantan Selatan ke berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia.
Selain itu, lanjut Sulkan, untuk saling mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah, juga sebagai pengembangan usaha bagi pedagang maupun industri di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan misi dagang UMK ini tidak hanya level nasional, sehingga pihaknya pun mengundang para duta besar negara sahabat.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, ucap dia, setidaknya sudah menyebar undangan ke-16 kedutaan besar di Indonesia untuk dapat mendukung dan menghadiri kegiatan misi dagang ini.
"Kami harapkan mereka hadir, hingga bisa melihat dan membantu mempromosikan produk UMK provinsi kita ke negara mereka," ujarnya.
Baca juga: Tapin siap penuhi permintaan ekspor produk cabai rawit hiyung
Menurut dia, Kalimantan Selatan memiliki banyak produk UMK yang bernilai jual ke pasar nasional maupun internasional, seperti produk kain batik Sasirangan, anyaman, dan produk kreatif lainnya.
Sulkan menyebutkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya memberikan ruang kepada para pengusaha untuk memperkenalkan produk itu agar lebih dikenal para pengusaha di luar Kalsel.
"Harapannya ketika para undangan hadir pada kegiatan misi dagang akan semakin banyak yang tertarik dengan produk UMKM Kalimantan Selatan sehingga dapat menciptakan pasar baru," ujarnya.
Pertumbuhan UMKM di Kalimantan Selatan hingga 2022 tercatat mencapai 364.628, didominasi usaha mikro sebanyak 328.567. Sedangkan sentra industri kecil dan menengah di Kalsel pada 2022 tercatat sebanyak 131.
Baca juga: Bibit cabai terpedas di Indonesia beri berkah bagi perempuan Hiyung
Dari data tersebut, diketahui besarnya peran UMKM dalam pembangunan perekonomian daerah serta nasional, di mana melalui UMKM mampu memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan manfaat ekonomi secara luas kepada masyarakat.
Baca juga: Dirjen Hortikultura Kementan RI puji pengolahan cabai rawit hiyung Tapin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Produk yang dibawa adalah produk UMK yang berpotensi ekspor, di antaranya aneka produk olahan Cabai Hiyung," ujar Sugian kepada ANTARA di Rantau, Kamis.
Selain itu, Sugian mengatakan ada juga ayaman purun dan kain motif Sasirangan khas daerah Kabupaten Tapin untuk dibawa pada misi dagang Kalimantan Selatan.
"Ada juga beberapa produk olahan pangan lainnya," ungkapnya.
Disebutkan Sugian produk khas Kabupaten Tapin yang diikutsertakan pada misi dagang Kalimantan Selatan ini adalah produk yang memiliki kualitas tinggi dan memiliki potensi ekspor menjanjikan.
"Harapannya audiens yang hadir antara lain perwakilan kedutaan besar dan trade atase negara sahabat, Kadin Jakarta dan para eksportir baik asosiasi maupun perorangan, dan seluruh pengunjung yang hadir tertarik melakukan kerjasama pemasaran produk UMK Tapin agar bisa menembus pasar baik nasional maupun internasional," ungkapnya.
Baca juga: Harga Cabai Hiyung meroket, Petani di Tapin raup untung
Ketua Kelompok Tani Karya Baru Desa Hiyung Junaidi mengatakan untuk turunan olahan cabai ini di antara ada yang dibikin menjadi abon hingga sambal aneka rasa yang khas siap saji.
"Saat ini, ada 116 hektar lahan Cabai Rawit Hiyung milik 11 kelompok tani melibatkan 300 KK warga setempat. Ditambah, 140 hektar lahan milik petani mandiri," ujarnya.
Jika ditotal, maka ada 329 KK atau 99 persen penduduk Desa Hiyung mengandalkan tanaman cabai ini sebagai tumpuan ekonomi.
Dengan lahan dan sumber daya ini, dikatakan Junaidi, untuk olahan turunan Cabai Rawit Hiyung bisa disediakan dengan skala yang banyak.
Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan Sulkan mengatakan misi dagang UMK pertama akan dilaksanakan di Jakarta pada Maret 2024.
"Kemudian akan berlanjut ke Yogyakarta dan Bali," ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi dan memperluas akses pasar produk UKM Kalimantan Selatan ke berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia.
Selain itu, lanjut Sulkan, untuk saling mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah, juga sebagai pengembangan usaha bagi pedagang maupun industri di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan misi dagang UMK ini tidak hanya level nasional, sehingga pihaknya pun mengundang para duta besar negara sahabat.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, ucap dia, setidaknya sudah menyebar undangan ke-16 kedutaan besar di Indonesia untuk dapat mendukung dan menghadiri kegiatan misi dagang ini.
"Kami harapkan mereka hadir, hingga bisa melihat dan membantu mempromosikan produk UMK provinsi kita ke negara mereka," ujarnya.
Baca juga: Tapin siap penuhi permintaan ekspor produk cabai rawit hiyung
Menurut dia, Kalimantan Selatan memiliki banyak produk UMK yang bernilai jual ke pasar nasional maupun internasional, seperti produk kain batik Sasirangan, anyaman, dan produk kreatif lainnya.
Sulkan menyebutkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya memberikan ruang kepada para pengusaha untuk memperkenalkan produk itu agar lebih dikenal para pengusaha di luar Kalsel.
"Harapannya ketika para undangan hadir pada kegiatan misi dagang akan semakin banyak yang tertarik dengan produk UMKM Kalimantan Selatan sehingga dapat menciptakan pasar baru," ujarnya.
Pertumbuhan UMKM di Kalimantan Selatan hingga 2022 tercatat mencapai 364.628, didominasi usaha mikro sebanyak 328.567. Sedangkan sentra industri kecil dan menengah di Kalsel pada 2022 tercatat sebanyak 131.
Baca juga: Bibit cabai terpedas di Indonesia beri berkah bagi perempuan Hiyung
Dari data tersebut, diketahui besarnya peran UMKM dalam pembangunan perekonomian daerah serta nasional, di mana melalui UMKM mampu memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan manfaat ekonomi secara luas kepada masyarakat.
Baca juga: Dirjen Hortikultura Kementan RI puji pengolahan cabai rawit hiyung Tapin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024