"Berdasarkan laporan perani, yang pasti sudah ada tiga hekare yang terbakar," ujar Junaidi di Desa Hiyung, Tapin, Jumat malam.
Junaidi menyebutkan lahan cabai rawit yang terbakar lebih dari tiga hektare karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi sejak siang dan masih berlangsung hingga Jumat malam ini.
"Masih kita data," ujarnya.
Baca juga: BPBD Tapin : Ribuan Cabai Rawit Hiyung siap panen terbakar
Cabai Rawit Hiyung siap panen ini, diungkapkan Junaidi, rata-rata bisa produksi 4-6 ton per hektare. Jika harga cabai sekitar Rp45 ribu per kilogram, maka petani ditaksir mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Semuanya siap panen," ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Hiyung RT04 Tapin, Ardiansyah (60) mengaku bersama keluarga sempat berupaya memadamkan api menggunakan semportan rumput.
"Ada 4.000 batang pohon yang terbakar," ungkap Ardiansyah.
Ardiansyah memperkirakan 4.000 batang pohon Cabai Hiyung miliknya turut terbakar dengan nilai kerugian sekitar Rp100 juta.
"Kita harapkan setelah bencana ini ada bantuan dari pemerintah," tutur Ardiansyah.
Hingga kini, api masih terlihat membumbung tinggi di beberapa titik, BPBD beserta masyarakat terlihat kewalahan berupaya memadamkan api."Kita masih berusaha memadamkan api," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Sofyan.
Baca juga: Sentral Cabai Rawit Hiyung di Tapin nyaris dilalap api
Selain memadamkan api, kata Sofyan, pihaknya saat ini juga berusaha mengamankan lahan pertanian dan pemukiman warga dari jangkauan api.
Diakuinya, mereka tak bisa menjangkau semua titik api yang menyebar luas di wilayah Desa Hiyung.
Pihak berwenang sampai saat ini, belum bisa menaksir jumlah total tanaman Cabai Rawit Hiyung yang terbakar.
Baca juga: Bibit cabai terpedas di Indonesia beri berkah bagi perempuan Hiyung
Saat ini api masih berkobar dan meluas membakar semak belukar dan lahan Cabai Rawit Hiyung. Selain air yang minim, keadaan diperparah oleh hembusan angin yang terbilang kencang.
Mengenai Cabai Rawit Hiyung ini merupakan varietas tanaman lokal khas Desa Hiyung, Kabupaten Tapin yang tumbuh di lahan rawa lebak.
Baca juga: Petani cabai rawit hiyung di Tapin menanti PT Heinz ABC Indonesia
Cabai ini sudah diakui memiliki keistimewaan, karena merupakan cabai terpedas di Indonesia. Kepedasannya 17 kali lipat dibandingkan cabai biasa.