Petani Cabai Rawit Hiyung di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan meraup untung karena harga jual cabai mengalami kenaikan hingga Rp130 ribu per kilogram di pasaran.
Staf Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tapin Junaidi mengatakan kenaikan harga pada siklus panen 2023 menjadi berkah untuk petani yang membudidayakan cabai terpedas di Indonesia itu.
Baca juga: Ratusan ribu Rawit Hiyung terbakar akibat karhutla di Tapin
“Harga pada tingkat petani Rp100 ribu per kilogram. Naik dari harga Rp90 ribu sejak 10 hari lalu. Sedangkan dibandingkan cabai rawit biasa ada selisih harga sampai Rp20 ribu,” ujar Junaidi yang menjadi Ketua Kelompok Tani Karya Baru Desa Hiyung di Rantau, Senin.
Junaridi menuturkan harga Cabai Hiyung pada awal panen sekitar Juni-Juli berkisar Rp40 ribu, lalu naik mencapai Rp100 ribu akibat dari suplai dari daerah lain berkurang dan dampak kemarau hingga kebakaran lahan.
"Kemungkinan masih bisa naik lagi, tahun sebelumnya bisa tembus harga Rp120 ribu di tingkat petani," kata Junaidi.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang kawasan sentra Rawit Hiyung anti karhutla
Junaidi mengatakan momentum petani meraup untung dari harga Cabai Hiyung ini diperkirakan hingga akhir masa panen pada Januari 2024.
"Daya beli masih tinggi. Sekarang bisa panen dua ton per hari, penjualan kita sampai Banjarmasin, Martapura yang dibawa pengepul," tutur Junaidi.
Junaidi menjelaskan total lahan yang produksi Cabai Hiyung sekitar 81 hektare, sedangkan 34 hektare milik beberapa petani gagal panen imbas kebakaran lahan pada musim kemarau.
"Sebagian petani sekarang sudah mulai tanam untuk 2024," ungkap Junaidi.
Baca juga: Distan Tapin siapkan saprodi bantu petani Rawit Hiyung terdampak karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Staf Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tapin Junaidi mengatakan kenaikan harga pada siklus panen 2023 menjadi berkah untuk petani yang membudidayakan cabai terpedas di Indonesia itu.
Baca juga: Ratusan ribu Rawit Hiyung terbakar akibat karhutla di Tapin
“Harga pada tingkat petani Rp100 ribu per kilogram. Naik dari harga Rp90 ribu sejak 10 hari lalu. Sedangkan dibandingkan cabai rawit biasa ada selisih harga sampai Rp20 ribu,” ujar Junaidi yang menjadi Ketua Kelompok Tani Karya Baru Desa Hiyung di Rantau, Senin.
Junaridi menuturkan harga Cabai Hiyung pada awal panen sekitar Juni-Juli berkisar Rp40 ribu, lalu naik mencapai Rp100 ribu akibat dari suplai dari daerah lain berkurang dan dampak kemarau hingga kebakaran lahan.
"Kemungkinan masih bisa naik lagi, tahun sebelumnya bisa tembus harga Rp120 ribu di tingkat petani," kata Junaidi.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang kawasan sentra Rawit Hiyung anti karhutla
Junaidi mengatakan momentum petani meraup untung dari harga Cabai Hiyung ini diperkirakan hingga akhir masa panen pada Januari 2024.
"Daya beli masih tinggi. Sekarang bisa panen dua ton per hari, penjualan kita sampai Banjarmasin, Martapura yang dibawa pengepul," tutur Junaidi.
Junaidi menjelaskan total lahan yang produksi Cabai Hiyung sekitar 81 hektare, sedangkan 34 hektare milik beberapa petani gagal panen imbas kebakaran lahan pada musim kemarau.
"Sebagian petani sekarang sudah mulai tanam untuk 2024," ungkap Junaidi.
Baca juga: Distan Tapin siapkan saprodi bantu petani Rawit Hiyung terdampak karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023