Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menyatakan habitat bekantan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Desa Panjaratan, Kabupaten Tanah Laut terjaga dengan aman dan tidak terganggu aktivitas manusia.

“Berdasarkan hasil pengamatan kami, secara umum kehidupan bekantan di KEE Panjaratan masih sangat aman dan tidak ada aktivitas manusia yang mengganggu,” kata Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (PKSDAE) Dinas Kehutanan Kalsel Pantja Satata di Banjarmasin, Sabtu.

Baca juga: Populasi bekantan bertambah dua kali lipat di TWA Pulau Bakut Kalsel

Kabid PKSDAE Dishut Kalsel didampingi Kasi KSDAE Dishut Kalsel dan Kepala Desa Kuala Lupak, memantau perkembangan ekosistem satwa endemik Kalimantan yaitu bekantan di KEE Desa Panjaratan, Tanah Laut.  Dalam kesempatan itu pihaknya juga sekaligus memonitoring satwa dan tumbuhan lain di kawasan tersebut.

“Di KEE Panjaratan tidak hanya bekantan, kami juga menemukan adanya tambahan satwa dan tumbuhan lain,” ucapnya.

Selain hewan Bekantan, beberapa jenis satwa yang ditemukan yakni lutung, monyet ekor panjang, berang-berang, burung kuntul, jalak, cekakak (pikake), raja udang, biawak, dan satwa lainnya.

Dia menyebutkan kawasan habitat bekantan itu juga masih tergolong baik dengan berbagai vegetasi berupa jenis kabuau, galam, beringin, bangkal, kelakai, dan jenis lainnya.

Baca juga: 13 ekor Bekantan dikirim ke Taman Safari Bogor

Pantja berharap setelah kegiatan kunjungan tersebut, pihaknya dapat mengetahui lebih lanjut kondisi KEE Panjaratan untuk memberikan jaminan terpeliharanya kelangsungan hidup hewan Bekantan beserta satwa lainnya.

Ia mengajak masyarakat sekitar ikut membantu pemerintah setempat untuk melindungi dan menjaga habitat hewan Bekantan yang tergolong sebagai hewan endemik yang hampir punah.

“Semoga kegiatan peninjauan ini dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap keanekaragaman hayati di wilayah KEE Panjaratan,” ujar Pantja.


Baca juga: Ketua DPRD Kalsel sambut kelahiran anak Bekantan di Ekowisata Lok Buntar

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023