Pembangunan Rumah Sakit Anshary Saleh Kalimantan Selatan yang bakal dikembangkan sebagai pusat pengobatan penyakit saraf atau neorologi dan penyakit tropik lainnya mulai memasuki pembangunan tahap ketiga.
Direktur Rumah Sakit Anshari Saleh Luthfy Mahatma di Banjarmasin, Selasa mengatakan, untuk pembangunan tahap ke dua dengan dana sekitar Rp100 miliar tersebut sudah pada tahap penyelesaian atau finishing.
Selanjutnya, kata dia, pembangunan rumah sakit yang sebelumnya menjadi pusat rumah sakit jiwa tersebut, akan dilanjutkan pada tahap ke tiga dan diharapkan bisa diselesaikan lebih cepat dibanding waktu yang telah ditetapkan.
Rumah sakit yang dibangun dengan cukup megah tersebut, selain akan dikembangkan menjadi pusat pengobatan penyakit saraf, juga bakal dikembangkan sebagai rumah sakit pendidikan.
Sebelumnya, Luthfy mengatakan, pemprov Kalsel telah membagi pusat pengembangan kesehatan masyarakat melalui tiga zona pada tiga rumah sakit yang ada di daerah itu.
Zona tersebut yaitu RS Ulin Banjarmasin yang merupakan RS terbesar di Kalsel, bakal menjadi pusat pengembangan pendidikan berbagai macam penyakit spesialis.
Kemudian Anshari Saleh yang merupakan bekas rumah sakit jiwa akan dikembangkan menjadi pusat penyembuhan penyakit saraf dan tropik lainnya.
Untuk mengembangkan rumah sakit yang memiliki lahan tidak kurang dari 10 hektare tersebut, dimulai dari pembangunan unit gawat darurat dengan fasilitas lengkap yang menelan dana sekitar Rp45 miliar pada tahap pertama.
Selain neorologi, Anshari Saleh juga menjadi pusat penanganan penyakit infeksi dan penyakit tropik lainnya.
Adapun RS Sambang Lihum, bakal menjadi pusat pengobatan rumah sakit jiwa dan pengobatan bagi pecandu narkoba untuk wilayah Kalimantan.
Ketiga rumah sakit tersebut, tambah Luthfi, kendati letaknya terpisah akan tetap menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi dan terintegrasi serta menjadi rujukan dari berbagai penyakit sesuai dengan spesialisasinya.
"Inilah konsep pelayanan rumah sakit yang betul, karena ketiganya akan berjalan sesuai pembagian zona atau wilayahnya," katanya.
Menurut Luthfy, kendati saat ini bangunan rumah sakit jauh lebih baik, namun untuk tarif diupayakan tidak akan terlalu membebani masyarakat miskin atau kurang mampu, karena tarif telah ditetapkan berdasarkan keputusan gubernur.
Selain itu, tambah dia, biaya pengobatan masyarakat kurang mampu telah dijamin oleh jaminan kesehatan masyarakat maupun jaminan kesehatan provinsi, sehingga tidak akan terjadi masalah yang berarti./D.