Paringin (ANTARA) - Pembentukan Kampung Siaga Bencana bukan hanya bentuk kesiap siagaan dalam menanggulangi bencana, tetapi juga berperan membentuk dan menumbuhkan mental dan jiwa penolong dalam diri masyarakat.
Hal itu disampaikan Staf Khusus Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Taufik Arbain, saat memberikan materi tentang Penanggulangan Bencana pada acara Gelar Apel Siaga Bencana Kampung Siaga Bencana “Rakat Barakat” di Desa Galumbang, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Senin (22/4).
“Pembentukan mental dan jiwa penolong itu penting ditumbuhkan sebagai pendorong sikap dan keberanian dalam bertindak, “ ujarnya.
Teknik menolong, evakuasi dan lainnya, kata Taufik Arbain, bisa dipelajari secara teori namun pada pelaksanaannya akan sulit tanpa dibarengi mental dan jiwa yang siap menolong.
“Pada masyarakat kita, rentan muncul stigma sosial negatif yang berpotensi melemahkan semangat para relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana),” katanya.
Stigma sosial berkonotasi negatif yang rentan melemahkan semangat relawan seperti pandangan bahwa relawan pekerjaan yang tidak menghasilkan uang.
Taufik Arbain menambahkan, relawan Tagana harus bisa bukan hanya melakukan penanganan tetapi juga pencegahan terjadinya bencana.
“Relawan dituntut bukan hanya mampu menangani tapi penting juga memiliki kemampuan mencegah bencana,” tambahnya.
Dalam langkah pencegahan bencana, relawan harus memperhatikan aspek sosial masyarakat setempat.
Sehingga, dalam upaya pencegahan yang dilakukan tidak menimbulkan dampak sosial yang berpotensi konflik.