Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof M Nasih meminta seluruh pihak tidak menyebarkan informasi, analisis dan data tanpa bukti yang sahih serta terverifikasi terkait hasil Pemilu 2019 yang berpotensi menciptakan kegaduhan.
"Jangan menyebar apapun yang berpotensi menciptakan kegaduhan dan perpecahan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Minggu malam.
Selain rektor, imbauan sama diserukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Unair Surabaya Harijanto Basoeni, yang juga berharap tidak ada upaya mendelegitimasi KPU dan Bawaslu sebagai lembaga yang dipercaya menyelenggarakan pemilu.
Pihaknya memberikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada penyelenggara pemilu dan pemilih atas kedewasaan sikap sehingga dapat diselenggarakan dengan damai dan lancar.
Menurut dia, adanya beberapa kekurangan tentu dapat dipahami dan tidak mengurangi apresiasi, mengingat Indonesia merupakan negara besar.
"Kami mengajak semua pihak benar-benar menghargai dan menghormati suara dan pilihan rakyat, baik yang sama maupun berbeda pilihan," ucapnya.
Selain itu, Prof Nasih meminta penghentian pernyataan atau klaim kemenangan sepihak dan berharap menyerahkan serta memercayakannya melalui proses lanjutan rekapitulasi suara oleh KPU sesuai peraturan, ketentuan dan mekanisme yang telah ditentukan.
Ia juga meminta seluruh pihak menjaga kedamaian dan persatuan sesama warga dengan tidak melakukan tindakan permusuhan serta memancing respons balik atau reaksi dari pihak-pihak yang tidak sependapat.
"Imbauan ini kami terbitkan dengan harapan agar semua pihak bersabar dan menunggu hasil resmi pengumuman rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 pada waktu yang telah ditetapkan," kata Nasih.
Rektor Unair: jangan sebar informasi berpotensi ciptakan kegaduhan.
Minggu, 21 April 2019 19:39 WIB