Samarinda (ANTARA) - Sebanyak 500 orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) bakal menggelar aksi demonstrasi dengan tema penolakan pembangunan pabrik semen di depan kantor Gubernur Kaltim Jl Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (8/4).
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Kaltim tersebut merupakan aksi kedua, setelah aksi pertama dengan tema yang sama tidak mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Provinsi Kaltim.
Humas AMPK, Andi Akbar kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan pihaknya sudah melakukan konsolidasi dan koordinasi jelang aksi demonstrasi. Ia mengatakan unjuk rasa akan dihadiri sekitar 500 orang dimulai pukul 09.00 WITA.
"Rencananya yang hadir itu jumlahnya sama dengan yang demonstrasi bulan Maret lalu. Sekarang kami lagi konsolidasi persiapan. Kawan-kawan di Balikpapan, Kukar, dan Berau sudah konfrimasi untuk hadir besok," kata Akbar.
Ia mengatakan pihaknya sudah belajar dari pengalaman demonstrasi sebelumnya yang sempat berjalan ricuh, sehingga pihaknya akan menyampaikan tuntutan dengan lebih kreatif.
"Kami akan beraksi lebih krearif dengan aksi-aksi teatrikal. Kami sudah siapkan supaya demo nanti tidak ricuh lagi. Kami hanya ingin menyampaikan tuntutan agar Kalimantan Timur lebih baik lagi," katanya.
AMPK juga meminta Pemprov Kaltim kooperatif serta segera mencabut IUP pabrik semen di kawasan Karst. Jika tuntutan para demonstran tidak digubris dan tanpa solusi, maka mereka tidak akan beranjak dari lokasi.
"Kami siap jika Pemprov mengirimkan perwakilannya untuk berdialog dengan kami. Tapi kalau tidak ada solusi, kami sudah siap untuk melaksanakan demo sampai besok paginya. Jadi kami menginap di sekitar kantor Gubernur kalau tuntutan tidak digubris," ungkapnya.
Sementara itu, Departemen Advokasi dan kampanye WALHI Kaltim, Hafidz Prasetyo mengungkapkan alasan pihaknya menolak pembangunan pabrik semen di kawasan Karst.
Menurutnya Karst di Kutai Timur dan Berau merupakan karst terbesar yang menyimpan cadangan air baku untuk irigasi pertanian daerah sekitar maupun konsumsi masyarakat.
"Kalau karst itu ditambang, dirusak, maka dampaknya akan luas bagi masyarakat sekitar. Sekitar 20 ribu jiwa petani, nelayan, dan masyarakat adat yang terdampak. Itu yang kita jaga," ujar pria yang akrab disapa Hfz ini.
Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan pembangunan pabrik semen bukan hal urgen bagi masyarakat Kaltim. Pasalnya Kaltim tidak dalam defisit semen. Rupang mensinyalir pembangunan pabrik semen hanya akan menguntungkan investor China.
Sebelumnya Hongshi Holdings berniat menanamkan investasi di kawasan Karst Kutai Timur untuk mendirikan pabrik semen dengan nilai investasi 2,1 miliar USD.
Bahkan perusahaan yang bermarkas di Provinsi Zhejiang, Cina ini memprediksi mampu produksi semen 8 juta ton per tahun di kawasan Sekerat, Kutai Timur.
"Semen untuk rakyat itu omong kosong belaka. Kebutuhan semen kita sudah melampaui. Artinya kita tidak defisit dan krisis terhadap semen. Harga itu stabil. Karst di Cina sana untuk pariwisata. Mereka membutuhkan untuk membangun jalan tol, tapi dari produksi semen di Indonesia. Ini hanya permainan rente dari kapital besar di Cina," tegasnya.