Palembang (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) perwakilan Provinsi Sumatera Selatan mendatangkan Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar asal Gaza Palestina ke Kota Palembang.
Humas ACT Sumsel Hening di Palembang, Kamis mengatakan kedatangan syekh (guru) tersebut untuk menggelar tabligh akbar, sekaligus mengabarkan kondisi terkini di negaranya yang masih dijajah zionis Israel kepada masyarakat Indonesia.
"Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar dijadwalkan 'road show' selama April ke berbagai daerah di Sumsel dan Bengkulu, saat ini sudah mulai hadir pada beberapa kajian di Kota Palembang," ujar Hening.
Tidak seperti road show pada Maret yang banyak berada di Kota Palembang, kali ini Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar dijadwalkan lebih banyak mengunjungi Kabupaten/kota lain di wilayah Sumbagsel.
Hal tersebut untuk mendapatkan lebih banyak dukungan warga Sumsel terkait kemalangan yang sedang dihadapi warga Palestina, dimana saat ini dukungan dari Indonesia tampak meredup karena tertutupi euforia pemilu 2019.
Oleh karena itu, ACT terus menyebarluaskan semangat kepedulian terhadap warga Palestina khususnya di Sumsel, salah satunya dengan mendatangkan para syekh. Organisasi kemanusiaan ini mempersilahkan bagi majelis, komunitas, atau organisasi di wilayah Sumbagsel yang ingin mengundang Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar selama April 2019.
Latar belakang Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar sebagai seorang guru yang menyaksikan secara langsung kebiadaban Israel dianggap sangat tepat untuk menyampaikan kondisi terbaru dari warga Palestina yang selama ini kurang terpublikasi.
Hening menceritakan awalnya Syekh Lo'ay Ahmad Rashid El-najjar hampir tidak bisa datang ke Indonesia karena sulit ke luar dari wilayah Gaza akibat dihalangi tentara Israel, beruntung ACT bisa mengatasinya.
Ia menambahkan, warga Palestina kini semakin terdesak oleh pendudukan ilegal zionis Israel, bahkan kondisi masyarakatnya diperkirakan bakal lebih parah di masa mendatang. Perkiraan ini diperkuat oleh pernyataan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa wilayah Palestina, khususnya Kota Gaza, tidak layak huni pada 2020.
Atas kondisi ini, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia diharapkan dapat melakukan langkah konkret membantu warga Palestina. Salah satunya yang sedang dilakukan ACT yakni penggalangan dana untuk mengirimkan Kapal Kemanusiaan Jilid II setelah pada pertengahan Februari lalu mengirim kapal kemanusiaan yang pertama.
"Selain itu ACT juga sudah berangsur menyediakan listrik di Palestina agar penduduknya bisa beraktifitas selayaknya kita di sini," kata dia.
ACT adalah organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan setelah bencana. Organisasi ini sudah sejak lama memiliki kepedulian terhadap Palestina.