Sebanyak 11 paket proyek bidang pengairan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, pada 2010 lalu ditangguhkan pengerjaannya oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PU setempat, Zaidin di Barabai, ibu kota HST, Selasa, mengatakan penangguhan itu terpaksa dilakukan karena waktu yang tersisa tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya proyek tersebut.
"Daripada dikerjakan tapi bermasalah, lebih baik ditangguhkan untuk dilanjutkan 2011 ini," katanya.
Pada 2010 kata dia, Bidang SDA Dinas PU setempat merencanakan melakukan pembangunan dan rehabilitasi serta perawatan sungai sebanyak 57 paket proyek dengan total anggaran sebesar Rp16 Miliar.
Dari total anggaran Rp16 Miliar tersebut, hanya Rp6,5 Miliar yang dapat dialokasikan untuk pengerjaan proyek sesuai kontrak, sedang sisanya dikembalikan karena proyek belum bisa direalisasikan.
"Dari realisasi anggaran Rp6,5 Miliar tersebut, termasuk didalamnya 11 paket proyek senilai Rp167 juta yang ditangguhkan pelaksanaannya," ujarnya.
Anggaran Rp9,5 Miliar yang pelaksanaan proyeknya tidak memungkinkan untuk dilaksanakan tersebut semuanya adalah pembangunan bronjong.
Kondisi cuaca selama 2010 yang selalu hujan nyaris sepanjang tahun, membuat debit air sungai naik dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pembangunan bronjong.
Ia menambahkan, selain itu masih terdapat lima paket proyek yang "Adendum Minus" atau pengerjaannya tidak selesai 100 persen, karena terkendala kondisi cuaca.
"Kelima paket proyek itu hanya kita bayar sesuai dengan persentase pengerjaannya oleh kontraktor pelaksana dan sisa pembayarannya dikembalikan ke kas daerah," tambahnya.
Namun meskipun tidak selesai 100 persen, dipastikan kelima paket yang terdiri dari 2 paket pembangunan tabat baru dan 3 paket rehab tabat lama pada program irigasi desa itu dapat difungsikan.
"Penyelesaiannya akan dilanjutkan pada anggaran 2011 ini, termasuk 11 paket proyek yang ditangguhkan," demikian Zaidin.(Adi/B)