Mahasiswa Barabai, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar unjuk rasa damai di Kantor PLN Cabang Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan, guna menolak pemadaman.
Mahasiswa yang berjalan kaki mulai dari Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Washliyah Barabai menuju kantor PLN Cabang Barabai, Selasa, menuntut PT PLN bisa memberikan solusi agar tidak sering terjadi pemadaman listrik.
Koordinator Aksi Taufik Rahman dari HMI Cabang Barabai, mengatakan, warga HST sering mengalami pemadaman listrik dengan berbagai alasan yang disampaikan pihak PLN.
"Masyarakat menginginkan bukan hanya pemadaman dasn alasannya yang disampaikan, tetapi bagaimana solusi abagaimana caranya agar listrik normal kembali," terangnya.
Mereka juga menuntut diaktifkannya kembali pembangkit listrik tenaga diesel, sebagai cadangan apabila terjadi pemadaman yang tidak terduga-duga.
Mahasiswa juga meminta manajamen menonaktifkan pejabat PLN yang malas dan korupsi, serta meminta PLN Barabai dapat menindaklanjuti tuntutan mereka hingga manajemen PLN pusat di Jakarta.
Pimpinan PLN Barabai Fransis, menjelaskan, PLN sebenarnya tidak menginginkan adanya pemadaman listrik.
Namun demikian, pihaknya mengingatkan bahwa, perlu diketahui, tenaga pembangkit terbesar adalah PLTU Asam-asam yang berkapasitas 2 x 65 megawatt dengan total pembangkit 335 megawatt itu melayani pelanggan di wilayah Kalselteng.
Dengan kapasitas 335 megawatt dengan beban puncak pada malam hari yang mencapai 330 megawatt, tidak menutup kemungkinan akan terjhadi pemadaman dan gangguan listrik.
Dia menegaskan, bahwa pihak PLN sudah berusaha keras untuk mengurangi terjadinya pemadaman.
Diantaranya, setiap pukul 17.00-23.00 Wita, semua industri seperti mall dan lainya untuk dimatikan, dan diganti dengan mesin genset pribadi.
Selain itu, PLN Barabai berupaya membeli atau menyewa mesin pembangkit listrik, PLN juga memohon kepada manajemen pusat agar pembangkit 20 megawatt untuk Sulawesi dapat dialihkan untuk PLN Kalselteng.
Selama ini, ujarnya, pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah layanan PLN Kalselteng merupakan tertinggi se-Indonesia, sekitar 20 persen pertahun.
Berbeda dengan pertumbuhan pelanggan di Pulau Jawa yang hanya sekitar 10 persen pertahun.
Tingginya pertumbuhan ini karena pesatnya jumlah penduduk di wilayah ini, disamping PLN juga berkomitmen tidak akan menolak permohonan pasang baru untuk rumah tangga sebagai bentuk kepedulian dari PLN Kalselteng.
Setelah mendapatkan penjelasan massa baru bubar dan berusaha untuk mendatangi DPRD Hulu Sungai Tengah untuk menyampaikan aspirasinya.
Ketua DPRD Hulu Sungai Tengah H Gusti Rosyadi Ilmi, mengatakan, aspirasi mahasiswa akan menjadi masukan dan sejalan dengan langkah DPRD yang juga ikut prihatin dengan pemadaman listrik akhir-akhir ini.
Rosyadi mengaku, pihaknya telah melakukan rapat internal terkait pemadaman yang juga berimbas pada pelayanan PDAM, mati listrik dan air ledeng juga macet sehingga makin menambah beban masyarakat.
"Insya Allah Besok, Rabu (31/10) kita akan melaksanakan dialog atau dengar pendapat yang menghadirkan PLN Barabai agar bisa merumuskan hal-hal dan upaya agar pemadaman listrik dapat segera teratasi," paparnya./D.