Banjarmasin (ANTARA) -
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan mengusulkan sebanyak 11 riset inovasi berbasis potensi daerah untuk mendapat pendanaan pemerintah pusat.
"Usulan dapat didanai pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi," ujar Direktur Poliban Kalsel Joni Riadi saat membuka kegiatan terkait itu di Hotel BW Kindai Banjarmasin, Rabu.
Kegiatan yang dibuka Joni Riadi tersebut adalah internalisasi strategi pengembangan kemitraan berbasis potensi daerah dan diferensiasi misi di konsorsium PT PPV Kalsel-Kalteng "Usulan riset inovasi berdasarkan policy paper Provinsi Kalimantan Selatan".
Kegiatan tersebut diadakan Tim Konsorsium Program Fasilitasi Kemitraan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) di mana Poliban sebagai pengampu dengan anggota Politeknik Tanah Laut (Politala) dan Politeknik Sampit (Polisampit) Kalteng.
Bersama 11 riset inovasi yang diusulkan Poliban, juga ada dua dari Politala dan empat dari Kalteng.
Untuk 11 riset inovasi dari Poliban mayoritas dengan skema ekonomi mandiri dan sejahtera (emas) hanya satu dengan skema berdaya saing, efektif dan berkelanjutan (berlian). Sedangkan dua dari Politala dengan skema emas.
Diantara usulan riset inovasi dari Poliban berjudul "optimalisasi energi terbarukan: pemanfaatan panel surya untuk mendukung produksi UMKM Desa Kapuh", kemudian "pembangkit listrik hybrid berbasis air, angin dan matahari untuk ketahanan energi dan pangan" dan "inovasi teknologi electric rice transplanter bagi gabungan Kelompok Tani Bina Bersama".
Joni Riadi menyampaikan, penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah yang selanjutnya disebut Ekosmira merupakan program perumusan kebijakan berbasis riset bersama pemangku kepentingan di daerah.
Menurut dia, ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada tahun 2023-2024.
Dijelaskan dia, program Ekosmira merupakan grand design pengembangan inovasi di daerah/wilayah berupa pemetaan potensi dan kondisi daerah secara komprehensif untuk menghasilkan klaster inovasi yang selaras dengan agenda pembangunan daerah dan program prioritas nasional.
Sementara itu, Ketua Konsorsium Ekosmira Provinsi Kalsel-Kalteng Abdul Rozaq menyampaikan, seluruh riset inovasi yang diusulkan ini dipaparkan tim riset di hadapan pemerintah daerah, diantaranya dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) provinsi dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) provinsi.
Dia pun memaparkan lebih jauh terkait riset inovasi dengan skema emas tersebut yang diharapkan berdampak ke masyarakat dan meningkatkan ekonomi, minimal mitranya BUMDes. Sedangkan riset inovasi dengan skema berlian harus bermitra dengan industri global.
Ketua Bidang Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Poliban Nurmahaludin, menyampaikan apresiasi atas dosen-dosen khususnya di kampusnya yang mengusulkan riset-riset inovasi untuk didanai LPDP.
Dia pun mendorong dosen lainnya untuk juga terus semangat menciptakan karya riset inovasi bagi dunia pendidikan dan negeri ini.
"Kita mengupayakan agar banyak usulan teman-teman dosen bisa berhasil," ujarnya.
Apalagi ini sebagai kewajiban dosen untuk Tri Darma Perguruan Tinggi, selain mengajar juga harus melakukan pengabdian dan penelitian.
"Juga bisa berkontribusi bagi pemerintah daerah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala P3M Politala Veri Julianto menyampaikan dua riset inovasi yang diusulkan kampusnya terkait adalah lanjutan dari penelitian sebelum-sebelumnya, bagaimana meningkatkan perekonomian di masyarakat melalui potensi daerah.
"Kebetulan di daerah kami kebanyakan potensi daerah adalah sektor pertanian dan peternakan, diantaranya riset kita ini diarahkan ke ekowisata," ujarnya.