"Secara geografis dan populasi Armenia memang kecil bila dibandingkan dengan Indonesia dan juga hampir tidak memiliki kaitan sejarah, tapi disitulah tantangannya, kata Meidyatama, yaitu bagaimana mengungkapkan kekayaan keindahan alam dan budaya Armenia kepada masyarakat Indonesia secara lebih luas," ujar Direktur Utama Kantor Berita Antara Meidyatama Suryodiningrat di Jakarta, Selasa malam.
Meidyatama berharap agar buku foto tersebut dapat menjadi sumber pencerahan tentang keajaiban Armenia yang akan memicu minat masyarakat Indonesia untuk lebih mengetahui potensi kedua negara.
Dengan populasi yang hanya sekitar 3 juta jiwa dan seluas Jawa Tengah, Armenia yang tanpa laut karena diapit Turki di barat, Georgia (utara), Azerbaijan (timur) dan Iran (selatan), memang terkadang luput dari perhatian masyarakat Indonesia yang kebanyakan dibanjiri informasi tentang negara adidaya dengan kekuatan ekonominya.
Duta Besar Armenia untuk Indonesia Dziunik Aghajanian juga menyampaikan harapannya agar buku foto itu bisa menjadi semacam pintu masuk bagi masyarakat Indonesia yang belum mengenal Armenia secara mendalam.
"Meski sebenarnya komunitas Armenia sudah ada di Indonesia sejak beberapa abad lalu, dewasa ini belum banyak orang Indonesia yang mengetahui Armenia itu di mana. Saya berharap, buku ini akan menjadi pintu masuk yang akan menarik rasa ingin tahu untuk menggali permata tersembunyi, yang disebut Armenia, salah satu negara yang kaya akan tradisi, budaya dan sejarah masa lalu," ujar Duta Besar Aghajanian.
"Buku ini bisa menarik perhatian mereka yang membacanya untuk mengunjungi negeri kecil ini, tapi dengan masyarakat yang penuh kehangatan dan pikiran terbuka, serta terkenal dengan keramah-tamahan, budaya gastronomi yang bernilai tinggi, kreativitas luar biasa yang telah dituangkan dalam bentuk monumen yang tidak terhitung jumlahnya yang menambah keindahan alam Armenia," kata dia.
"Armenia: Land of Legend" atau "Armenia: Tanah Legenda" terdiri dari 105 halaman yang 70 persennya adalah foto-foto, sementara sisanya adalah teks yang bercerita tentang kekayaan sejarah, kebudayaan dan keindahan alam Armenia.
Buku foto tersebut merupakan hasil bidikan lensa dan catatan perjalanan fotografer Hermanus Prihatna dan penulis Atman Ahdiat dari Kantor Berita Antara yang berkeliling di Armenia, negara tanpa laut itu selama delapan hari pada Mei 2018 lalu.
Atman mengatakan bahwa ide dasar penulisan buku ini adalah fakta bahwa belum banyak masyarakat awam Indonesia yang mengenal Armenia.
Baik pihak Armenia maupun Kantor Berita Antara berkeyakinan bahwa foto dan artikel karya fotografer dan wartawan Indonesia akan menghasilkan sudut pandang sesuai dengan mata dan rasa Indonesia. Hasilnya tentu akan berbeda bila dipotret dan ditulis oleh mereka yang bukan orang Indonesia, meskipun dengan objek yang sama.
Senada dengan hal itu, Hermanus mengatakan bahwa dia dan Atman berusaha melakukan sebuah terobosan baru melalui buku foto " Armenia: The Land of Legend ini."
Hermanus menambahkan, pada umumnya buku foto lebih menyerupai katalog karena memang semua berisi foto dan hanya sedikit keterangan gambar sehingga terasa agak monoton.
"Sementara untuk buku Armenia ini, penulisan buku dikemas secara jurnalistik dan dilengkapi dengan artikel yang secara lengkap menjelaskan tentang objek yang dipotret, seperti peninggalan sejarah dan tempat wisata yang menarik," kata dia.
Di kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Sosial Renaldi Zein mengatakan buku foto Armenia: Land of Legend" merupakan suatu sejarah perbukuan yang akan menyatukan ikatan yang kuat antara Indonesia dan Armenia.
"Armenia sebagai negara baru pecahan dari Uni Soviet akan lebih dikenal di Indonesia sebagai negara sahabat jauh di sana. Untuk itu mari kita baca dan simak, dan milikilah buku foto 'Armenia: Land of Legend', boleh jadi Armenia pun akan menulis tentang Indonesia baik Sumatera, Jawa, Bali dan secara keseluruhannya," ujar mantan Dewan Pengawas RRI itu.
Pewarta: