Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) terus menyempurnakan dokumen termasuk borang untuk menuju peningkatan akreditasi institusi menuju A.
Yang terbaru, tiga profesor dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia hadir di ULM dalam rangka Simulasi Visitasi Akreditasi.
Tim yang terdiri dari Prof Dr Johannes Hutabarat, Prof Dr Bambang Guritno dan Prof Dr Tri Yogi Yuwono itu bertugas membantu ULM dalam konteks memberikan bimbingan teknis agar terakreditasi A.
Prof Yogi mengungkapkan, simulasi diperlukan untuk menghadapi visitasi sebenarnya yang nantinya dilakukan oleh tim assesor.
"Jadi saat simulasi inilah semua kekurangan diperbaiki dan diharapkan sudah sempurna dan siap saat akan dinilai tim asesor," jelasnya kepada Kantor Berita Antara di Rektorat ULM, Jumat. Dari hasil tiga kali pertemuan, ungkap Yogi, masih ada beberapa kelemahan dari dokumen yang disajikan. Sehingga perlu ada perbaikan dan harus ada persamaan persepsi dalam memahami pertanyaan dalam borang.
"Kadang-kadang melakukan sesuatu tetapi tidak kita tulis. Prinsipnya lakukan yang anda tulis dan tulis yang anda lakukan. Dimana dalam akreditasi ada dua penilaian. Pertama di desk evaluasi yang murni membaca dokumen. Kemudian kedua, visitasi mengecek kondisi di lapangan," papar pria yang menjabat Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya periode tahun 2011-2015 ini.
Yogi pun punya keyakinan jika semua hasil evaluasi timnya bisa dilakukan perbaikan, maka ULM bisa mendapatkan akreditasi A. Apalagi dia melihat berdasarkan angka-angka pesimis, sehingga yakin hasilnya sesuai harapan seluruh civitas akademika universitas kebanggaan Banua Kalimantan Selatan itu.
"Batas waktu untuk submit maksimum 30 September 2018, jadi saya sudah bicara sama rektor tanggal 28 harus sudah menyerahkan dokumen agar masuk 7 standar yang nantinya dilakukan visitasi assesor," pungkasnya.Pada kesempatan itu, Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi diberikan kesempatan menyampaikan secara singkat progress perkembangan ULM.
Di mana visi ULM sebagai universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah yang terus digaungkan oleh sang rektor menjadi dasarnya dalam pembangunan memajukan ULM.
Pada fase kedua saat ini, papar Sutarto, yakni periode tahun 2015-2019, tersedia sumber daya unggul dalam bidang lingkungan lahan basah. Kemudian pada 2019-2023, ditargetkan Pusat Unggulan Pengembangan Lahan Basah Nasional serta Pusat Pengembangan Lahan Basah Asia-Pasifik pada periode 2023-2027.
"Pengembangan lahan basah oleh Tim ULM terus dilakukan seperti konservasi bekantan dan membina peternak itik Alabio hingga petambak ikan betok atau papuyu dan gabus alias haruan," jelasnya.
Berbagai prestasi mahasiswa juga dipaparkan rektor mulai juara nasional hingga di tingkat dunia, pertukaran mahasiswa dan praktik mengajar di luar negeri, pemberian beasiswa, penyelenggaraan pendidikan karakter hingga komitmen ULM kepada mahasiswa berkebutuhan khusus.
Untuk jumlah dosen saat ini sudah 30 persen bergelar Doktor (S3) dari jumlah dosen tetap di ULM per September 2018 adalah 1.008 orang.
Kemudian penguatan inovasi dengan membangun Gedung Teaching Industry Tablet Effervescent Ekstrak Pasak Bumi. Terwujudnya industri pengajaran inipun berkat hasil kerjasama ULM yang berhasil merangkul pelaku usaha di daerah, termasuk meyakinkan Kemenristekdikti untuk memberikan bantuan.
Seperti diketahui, selama menjabat empat tahun pada periode pertama 2014-2018, Sutarto berhasil menjalin kesepakatan kerjasama dengan banyak pihak baik dengan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri hingga lembaga pemerintah, dunia usaha dan industri serta pemerintah daerah.
Puncaknya, pembangunan 12 gedung baru kini sudah mencapai 90 persen hasil suntikan dana dari Islamic Development Bank (IDB) dalam program seven in one 7in1 yang berhasil diraih ULM.