Putussibau, Kalbar (AntaraNews Kalsel) - Warga perbatasan Indonesia - Malaysia yang berada di wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat lebih memilih elpiji dari negara tetangga dengan beberapa pertimbangan.
"Elpiji Malaysia lebih murah dan isinya sesuai, tidak seperti elpiji kita Indonesia, isinya biasa jauh berkurang," kata warga perbatasan di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Yohanes kepada Antara, Jumat.
Menurut Yohanes, harga elpiji Malaysia ukuran 15,5 kg dan 16,5 kg hanya Rp150 ribu - Rp170 ribu/tabung. Untuk elpiji Indonesia Rp180 ribu - Rp200 ribu/tabung, sedangkan elpiji 3 kg tukar tabung gas Rp35 ribu/tabung.
Dikatakan dia, elpiji non subsidi ukuran 5 kg nyaris tidak ada di Badau, karena memang kebanyakan masyarakat menggunakan gas Malaysia dan gas elpiji yang 3 kg.
"Gas 3 kg memang ada juga digunakan, namun rata - rata masyarakat menggunakan gas Malaysia," jelas Yohanes.
Ia juga menyampaikan ketika ada bazar murah khusus elpiji Indonesia di Badau yang diselenggarakan pemerintah daerah justru tidak diminati masyarakat.
Tidak hanya di Badau, bahkan di Putussibau, Ibu Kota Kapuas Hulu masih banyak juga masyarakat memesan elpiji dari Malaysia.
Salah satunya, warga Putussibau, Sudirman (45) mengatakan dirinya lebih memilih elpiji Malaysia karena memang pas ukuran tidak berkurang.
"Terkadang kami kecewa meskipun tabung gas masih tersegel namun isinya tidak sesuai justru jauh berkurang, bahkan harganya jauh lebih mahal di banding elpiji Malaysia,"tutur Sudirman.
Menyikapi persoalan tersebut, Dinas Perdagangan Kapuas Hulu belum bisa di konfirmasi.
Baca juga: Warga Perbatasan Lebih Suka Elpiji Malaysia
"Elpiji Malaysia lebih murah dan isinya sesuai, tidak seperti elpiji kita Indonesia, isinya biasa jauh berkurang," kata warga perbatasan di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Yohanes kepada Antara, Jumat.
Menurut Yohanes, harga elpiji Malaysia ukuran 15,5 kg dan 16,5 kg hanya Rp150 ribu - Rp170 ribu/tabung. Untuk elpiji Indonesia Rp180 ribu - Rp200 ribu/tabung, sedangkan elpiji 3 kg tukar tabung gas Rp35 ribu/tabung.
Dikatakan dia, elpiji non subsidi ukuran 5 kg nyaris tidak ada di Badau, karena memang kebanyakan masyarakat menggunakan gas Malaysia dan gas elpiji yang 3 kg.
"Gas 3 kg memang ada juga digunakan, namun rata - rata masyarakat menggunakan gas Malaysia," jelas Yohanes.
Ia juga menyampaikan ketika ada bazar murah khusus elpiji Indonesia di Badau yang diselenggarakan pemerintah daerah justru tidak diminati masyarakat.
Tidak hanya di Badau, bahkan di Putussibau, Ibu Kota Kapuas Hulu masih banyak juga masyarakat memesan elpiji dari Malaysia.
Salah satunya, warga Putussibau, Sudirman (45) mengatakan dirinya lebih memilih elpiji Malaysia karena memang pas ukuran tidak berkurang.
"Terkadang kami kecewa meskipun tabung gas masih tersegel namun isinya tidak sesuai justru jauh berkurang, bahkan harganya jauh lebih mahal di banding elpiji Malaysia,"tutur Sudirman.
Menyikapi persoalan tersebut, Dinas Perdagangan Kapuas Hulu belum bisa di konfirmasi.
Baca juga: Warga Perbatasan Lebih Suka Elpiji Malaysia