Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Sebanyak 31 orang mahasiswa Fakultas MIPA Biologi Universitas Lambung Mangurat (ULM) didampingi oleh dosen mereka yaitu bapak Anang Kadarsah, melakukan rehabilitasi lahan gambut yang berada di kawasan Tumbang Nusa, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa melaksanakan kegiatan RePeat (Rehabilitation of Peatland) yaitu kegiatan penanaman di lahan gambut bekas terbakar ini secara sukarela, demikian rilis yang diterima Antaranews Kalsel, Jumat..
Peserta RePeat kali ini adalah Dosen dan “Kegiatan mahasiswa merupakan kegiata praktikum mata kuliah AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan), pada Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ULM.
Pada praktek ini, mahasiswa akan belajar mengetahui vegetasi hutan rawa gambut serta lingkungan masyarakat yang berada di sekitarnya.
Diharapkan mahasiswa mengetahui hutan rawa gambut baik pada kondisi yang masih baik maupun pasca terbakar dan sosial ekonomi masyarakat yang berada di sekitarnya, kata Anang Kadarsah dosen mata kuiah AMDAL.
Pada kegiatan praktek selama dua hari ini, mahasiswa akan melakukan praktek lapangan rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar, pengenalan jenis-jenis flora dan fauna di lahan gambut dan kegiatan ekonomi masyarakat yang sekitar hutan, kata Anang memberikan sambutannya.
Sementara itu Purwanto selaku pengelola KHDTK Tumbang Nusa menyampaikan ucapan terimakasih atas praktikum mahasiwa sekaligus ikut berpartisipasi merehabilitasi lahan rawa gambut bekas terbakar.
"Mewakili Kepala Balai Litbang LHK Banjarbaru, saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiwa atas kesediaannya turut berpartisipasi pada kegaiatan RePeat (Rehabilitation of Peatland). Sebagaimana diketahui RePeat adalah kegiatan penanaman di lahan gambut pasca terbakar secara sukarela.
Sehingga kehadiran dan kesediaan teman-teman mahasiwa ini menjadi relawan – relawan rehabilitasi lahan gambut.
"Untuk merehabilitasi lahan bekas terbakar, kita mengajak semua khalayak untuk berpartisipasi melakukan penanaman. Jika lahan bekas terbakar kita tanami sendiri itu sudah menjadi tugas Balai kita, namun saatnya kita membuka diri dan mengajak semua kalangan untuk berpatisipasi. Biar kita semua bisa melihat kerusakan yang terjadi pasca kebakaran dan merasakan pengalaman sendiri susahnya melakukan rehabilitasi."katanya.
Jika sudah merasakan menanam akan tumbuh rasa sayang dan peduli terhadap hutan rawa gambut. Kegiatan ini sudah dimulai sejak dua tahun lalu dan terus disosialisikan kepada siapa saja /parapihak yang ingin berpatisipasi.
Areal KHDTK Tumbang Nusa terbakar tahun 2015 lalu bisa dilihat, bekas tegakan pohon yang masih ada dan kondisi sekarang banyak areal terbuka tanpa vegetasi pohon yang perlu kita rehabilitasi.
"Saya turut bangga, generasi millenial seperti adik-adik mahasiwa ini mau terjun ke lapangan untuk melihat kondisi lapangan dan berpartisiapsi memperbaikinya, apalagi saya lihat 90 persen mahasiwa ini adalah wanita. Kalian adalah peserta RePeat ke-17 dan menjadi bagian dari 14,5 hektare yang telah di rehabilitasi dan 1088 relawan ” kata Purwanto.
Selanjutnya didampingi Beni Rahmanto, Yusnan dan Aril, mahasiswa siswa diatur sesuai kelompok tanam masing-masing. Setiap kelompok menanam mengikuti ajir tanam yang sudah disiapkan.
Sebelum menanam, para siswa mendapatkan penjelasan cara menanam di lahan gambut.Pada RePeat ini sebanyak 1.100 bibit Shorea balangeranyang diperoleh dari bantuan Persemaian Permanen pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) HL Kahayan ditaman dengan jarak 3 x 3 meter.
Di lokasi tanam, mereka bergotong royong membawa bibit dan melakukan penanaman. Tampak mereka sangat bersemangat menikmati kegiatan lapangan. Sambil berbasah-basah, berkotor-kotor bahkan terperosok di lahan gambut tetap mereka lakukan dengan semangat dan gembira. Hal itu tergambar dari kesan mereka.
“Jujur ramai banget, sampai kejebur ke dalam tanah dan berbasah-basah… apalagi hari hujan kayak gini ….sumpah rame banget." kata Nurul Huda.
Ketika ditanya kesannya. "Sangat berkesan, karena kita dapat berpatisipasi melakukan perbaikan lahan gambut," kata Dela Adventaria mewakili teman-temannya. Setelah menanam, mahasiwa membubuhkancap tangan kotornya pada kanvas yang disediakan sebagai tanda partisipasi mereka dan kegiatan foto-foto tidak mereka lupakan sebagai identitas genasi jaman now.
Setelah melakukan penanaman, para siswa diajak melihat kondisi hutan rawa gambut yang masih alami di KHDTK Tumbang Nusa.
Siswa mendapatkan penjelasan jenis-jenis pohon rawa gambut, tanaman jelutung, melihat kondisi hutan suksesi alam yang telah 21 tahun tidak terbakar.
Berbagai jenis pohon yang dapat dilihat diantaranya Merapat (Combretocarpus rotundatus), Geronggang (Cratoxylum sp.), Terentang (Campnosperma coriaceum) , Manggis hutan (Garcinia bancana), Bintangur (Calophyllum hosei), Gemor (Nothaphoebe coriacea). Di lokasi ini, mahasiwa dibagi secara berkelompok untuk melakukan praktek analisis vegetasi dengan membuat petak ukur-petak ukur.
Keesokan harinya, para mahasiswa melakukan praktek lapangan pengenalan jenis fauna di KHDTK Tumbang Nusa dibimbing oleh Beny Rahmanto, peneliti fauna dari dari Balai Litbang LHK Banjarbaru.”
Berdasarkan survey yang telah dilakukan terdapat lebih 40 jenis burung di KHDTK Tumbang Nusa. Ada jenis pemakan serangga, pemakan buah dan biji, serta jenis predator. Salah satu peran penting burung disini adalah sebagai agen penyebar biji secara alami.
"Keberhasilan regenerasi alami terutama pada areal bekas terbakar tergantung juga pada keberadaan burung-burung di areal hutan ini. Salah satu jenis yang sudah langka adalah Luntur diard (Harpactes diardii ) dengan ciri burung berukuran besar sekitar 30 cm Tubuh bagian bawah berwarna merah, dan tubuh bagian atas berwarna coklat. Berkepala hitam, iris coklat, kulit sekitar mata biru kehijauan, paruh biru dan kaki abu-abu,” kata Beny sambil menunjukkan poster burung-burung yang disediakan.
Terdapat juga predator seperti Punggok coklat (Ninox scutulata), Pelanduk ekor pendek (Malacocincla sepiarium), Kucica kampung (Copsychus saularis), Pelatuk merah (Picus miniaceus) yang termasuk pemakan serangga. Bahkan jika beruntung, adik-adik dapat melihat juga Tupai ramping(Sundasciurus tenuis), Tupai bergaris (Tupaia dorsalis) dan Orang hutan (Pongo pygmeus) disini,” tambah Beny
Setelah belajar di hutan, selanjutnyamahasiwa siswa diajak melihat aktivitas kegiatan masyarakat di sekitar hutan.
Mereka diajak ke tempat pak Margo, masyarakat binaan Balai Litbang Lingungan Hidup dan Kehutanan Banjarbaru untuk melihat kegiatan penanaman tanaman kehutanan terintegrasi dengan peternakan dan perikanan.Dalam penjelasannya pak Margo menginformasikan kegaiatan di lahannya.
"Pada awalnya, didampingi oleh peneliti dari Balai Litbang LHK Banjarbaru, kami menanam tanaman Jelutung (Dyera pollyphyla). Tanaman itu menjadi awal kegiatan ekonomi di lahan saya. Hasil dari panen biji yang saya peroleh, saya kumpulkan untuk membuat sarang burung walet ini,” kata Margo .
“Setelah itu, saya juga dibantu juga ternak kambing. Dari awalnya 2 ekor, sekarang sudah menjadi 20 ekor, bahkan 4 ekor diantaranya sudah saya jual. Kemudian ini sekarang berkembang pada perikanan jenis lokal papuyu.Saya terus belajar, kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Meski pada awalnya ikan banyak mati, tapi berkat pendampingan dan bimbingan teman-teman dari Balai Litbang Banjarbaru dan Balai Perikanan Budaiaya Air Tawar sekarang saya sedang menunggu panennya saja,” kata Margo seraya memberikan motivasi pada mahasiwa.
Pada akhir kegiatan ini, dibagikan sertifikat tanda partisipasi RePeat kepada mahasiswa dari Balai Litbang LHK Banjarbaru dan hadiah kaos bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan tentang hutan rawa gambut. Sementara dari Fakultas Biologi memberikan kenang-kenangan berupa plakat.
Mahasiswa FMIPA Biologi ULM Rehabilitasi Lahan Gambut Tumbang Nusa
Jumat, 18 Mei 2018 16:22 WIB