Memaknai emansipasi wanita sebagaimana antara lain diperjuangkan oleh almarhumah Raden Ajeng Kartini, diharapkan jangan berlebih-lebihan.
Harapan itu dikemukakan Hera Farina, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dari Partai Demokrat, di Banjarmasin, Sabtu, sehubungan dengan Hari Kartini, 21 April 2012 ini.
"Srikandi" Demokrat Kalsel itu menambahkan, bagaimanapun seorang wanita berkarir, termasuk di pemerintahan maupun dunia politik, agar jangan lupa dengan kodratnya.
"Apalagi sebagai seorang istri atau ibu rumah tangga, tak selayaknya melupakan kodrat, serta tugas dan fungsinya," lanjutnya.
Ia mencontohkan bentuk emansipasi yang berlebih-lebihan atau melampaui kodrat seorang kaum hawa, antara lain perilaku para wanita karir dengan gaji atau pendapatan besar, lalu terkesan mau 'mengatasi' suami yang berpenghasilan rendah.
"Sikap seorang wanita yang mau mengatasi atau mengendalikan suami selaku kepala rumah tangga itu, keliru. Sebab bagaimanapun, apalagi sesuai ajaran Islam, yang namanya suami itu adalah imam, yang berarti sebagai kepala rumah tangga," tandasnya.
Namun begitu, ia mengaku, wanita Indonesia patut bersyukur bisa berkarir serta melanjutkan pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi, atas perjuangan RA Kartini bersama kawan-kawan pejoang wanita lainnya, seperti Tjut Nyak Dien (Aceh) Dewi Sartika (Jawa Barat) dan Maria Walanda Maramis (Sulawesi Utara).
Padahal, menurutnya, Kartini yang kelahiran Jepara, Jawa Tengah dan anak seorang ningrat, ketika itu hanya bisa menatap kaumnya dalam kungkungan adat. Didampingi rekannya Hj Farida Lathifah, sesama anggota DPRD Kalsel dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia menambahkan, berkat perjuangan RA Kartini dkk semua pandangan tentang wanita berubah.
"Perjuangan mereka yang tak kenal putus asa, telah berhasil menembus cakrawala pandang serta pemikiran yang menganggap kaum hawa Indonesia lemah," ujarnya.
Anggota Komisi I bidang hukum dan pemerintahan di DPRD Kalsel itu, juga mengatakan, keberhasilan perjuangan Kartini dkk ini, sebagaimana termuat dalam buku berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang', merupakan salah satu referensi perjuangan wanita Indonesia.
Sementara itu, dalam rangkaian peringatan Hari Kartini 2012 di Banjarmasin, sejumlah organisasi kewanitaan menggelar beragam lomba, seperti Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kalsel mengadakan lomba keterampilan wanita bagi anggotanya.
Selain itu, beberapa sekolah menggelar lomba mewarnai gambar RA Kartini, diikuti anak-anak dari Taman Kanak-Kanak (TK) dan yang masih duduk atau berstatus peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)./shn/C