Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Sekitar 1.000 warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Investasi menggelar aksi damai di depan gedung DPRD Kotabaru, Kalimantan Selatan, Selasa sekitar pukul 09.40-11.00 Wita.
Koordinator lapangan Haspirin dan Kaharani dalam orasinya mengatakan, tujuannya datang ke DPRD adalah untuk mendukung investasi yang legal sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Negara telah memberikan izin kepada Sebuku Group (PT. Sebuku Iron Lateritic Ores/SILO), maka selaku warga negara yang taat kepada pemerintah harus turut mendukung keputusan pemerintah yang telah memberikan izin.
Selain menyampaikan orasi, mereka juga menyerahkan petisi yang berisi enam poin kepada dua orang Wakil Ketua DPRD Kotabaru Muhammad Arif, Mukni A F, dan anggota DPRD Kotabaru Muklis.
Di antara isi petisi yang diserahkan, mendukung investasi yang secara nyata memberikan manfaat bagi daerah dan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)
Mari kita jaga marwah "Bumi Saijaan" dengan menciptakan kondisi damai, dan saling bekerja sama dalam hal kebaikan demi Kabupaten Kotabaru yang kita cintai bersama.
Aliansi Masyarakat Pendukung Investasi juga dalam aksi damainya juga membawa beberapa poster yang bertuliskan, memohon kepada pemerintah untuk mendukung setiap investasi resmi yang memperhatikan hak masyarakat kecil.
Wakil Ketua DPRD Kotabaru Mukni AF, usai aksi damai mengatakan pihaknya akan meneruskan petisi tersebut kepada pemerintah provinsi.
"Kami segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat ke Pemprov Kalsel. Dan perlu kita sadari bersama bahwa masalah ini adalah urusan "perut" jadi pemerintah harus segera menyikapi pro dan kontra persoalan tambang," tandasnya.
Terlebih, lanjut dia kondisi perekonomian saat ini seperti ini. Banyak masyarakat yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan.
Begitu juga dengan nelayan yang menghadapi masa sulit, sulit untuk mendapatkan penghasilan karena terbentur aturan menangkap ikan dengan alat tertentu, sementara hasil tangkapnyapun berkurang drastis. Jadi masyarakat perlu pekerjaan, agar bisa memperoleh penghasilan.