Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Prof Sutarto Hadi menyarankan simbol-simbol kedaerahan jangan terlalu ditonjolkan agar nilai-nilai pluralisme di negeri ini terus terawat dan terjaga.
"Memang alamiah kalau orang suka dengan kelompoknya dan merasa lebih nyaman itu secara kedaerahan, kumpul-kumpul dengan bahasa khas masing-masing, tidak bisa kita salahkan memang, tapi bagi saya terlalu menonjolkan simbol daerah itu bisa menimbulkan sentimen kurang baik," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam dialog bertema "Upaya Melestarikan Nilai Pluralisme Dalam Kebinekaan yang digelar RRI Kalsel di panggung terbuka Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean, Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, simbol kedaerahan seperti bahasa dan busana hendaknya tidak menjadi bahan ekslusif bagi kelompok untuk menonjolkan diri di sebuah daerah yang beragam suku, karena berpotensi menimbulkan sentimen negatif.
Sutarto mengatakan, semua anak bangsa harus sadar betul bahwa perbedaan suku dan agama harus dipahami sebagai satu kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
"Kita tidak boleh bicara lagi suku ini dan suku itu, tapi kita keluar sebagai bangsa Indonesia," tegasnya.
Ia khawatir kelompok-kelompok yang terlalu menonjolkan simbol kedaerahan itu sengaja diciptakan untuk kepentingan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, yakni memecah belah persatuan.
"Karena isu-isu kedaerahan ini memang terkadang sangat menarik diangkat, tapi kita tidak tahu dibelakangnya ada agenda terselubung yang bisa merusak persatuan," paparnya.
Apalagi, ucap dia, saat ini sudah mulai memasuki tahun politik, sehingga isu-isu kedaerahan ini akan banyak ditimbulkan kelompok tertentu agar dapat menarik perhatian dan simpati, di mana ini tidak baik diterapkan.
"Jadi bangsa kita memang harus benar-benar dewasa saat ini untuk menghadapai tahun politik ini, harusnya tidak ada lagi isu-isu Sara itu dipakai," ujarnya.
Menurut dia, semua orang harus menghormati segala keputusan yang sudah dihasilkan dalam Pemilu, tidak boleh ada sentimen negatif setelahnya yang berkelanjutan, tapi harus bisa mendukung untuk kemajuan bangsa ini.
Simbol Kedaerahan Jangan Terlalu Ditonjolkan
Jumat, 17 November 2017 9:02 WIB
Memang alamiah kalau orang suka dengan kelompoknya dan merasa lebih nyaman itu secara kedaerahan, kumpul-kumpul dengan bahasa khas masing-masing, tidak bisa kita salahkan memang,