Balangan, (Antaranews Kalsel) - Siti Fatimah (8) bocah asal Desa Bihara, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, penderita kelainan darah atau leukimia meninggal dunia, di RSUD Ulin Banjarmasin, Sabtu (2/9).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan Sulaiman Kurdi, yang turut mendampingi Siti Fatimah saat perawatan mengatakan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Siti sempat mendatapatkan transfusi darah.
"Dari tiga kantong darah yang disediakan, hanya sekitar satu setengah kantong darah yang sempat masuk," ujarnya.
Siti tambah dia, mulai memasuki masa-masa kritis setelah magrib, dan sebelum meninggal sekitar Sabtu, pukul 22.52 Wita.
"Saya sempat menemui masa-masa terakhir Siti Fatimah melawan penyakitnya didampingi sang Kakak Maswi dan ibundanya," katanya.
Menurut Kurdi, dia mendapatkan telepon dari pendamping yang diutus Pemkab Balangan, untuk mendampingi Siti dan Maswi di RSUD Ulin, bahwa kesehatan dan keadaan Siti sedang dalam kondisi naik turun atau tidak stabil.
"Saat itu juga saya saya bergegas kembali ke ruangan perawatan tempat penderita dirawat intensif," katanya.
Para dokter dan petugas medis telah berupaya semaksimal mungkin, tambah dia, namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain.
"Maswi hanya terus menangis melihat keadaan adiknya yang sedang dirawat intensif hingga menghembuskan nafas terakhir," terang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan.
Jenazah Siti Fatimah diberangkatkan dengan ambulan RSUD Ulin Banjarmasin, Minggu (3/9) sekitar pukul 00.00 dan tiba dirumah duka di Desa Bihara, Kecamatan Awayan, sekitar pukul 04.00 Wita dengan disambut puluhan warga.
Rencananya jenazah Siti Fatimah akan dimakamkan di pemakaman setempat sekitar pukul 10.00 wita.
Sementara itu, sang Kakak Maswi (12) yang selama ini dengan sabar dan setia menjaga dan menemani adiknya melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya, tidak mampu membendung tangis kesedihannya, saat melihat adiknya menghembuskan nafas terakhir.
Cerita Fatimah dan Maswi, dalam beberapa hari terakhir, mendapatkan perhatian dan simpati yang cukup mendalam dari sebagian masyarakat dan pejabat di Kalsel.
Para pemuka daerah, mulai dari Wakil Gubernur, Kapolda, DPRD, bupati, dan pejabat lainnya, silih berganti menjenguk dan memberikan semangat kepada Maswi sanga kakak, yang masih berusia 12 tahun, yang menjga dan selalu menemani adiknya penyakitnya.
Perjuangan Maswi, yang harus mengurus adik dan kedua orang tuanya, yang juga sakit, ditambah rumahnya yang terbakar, mendapat simpati luar biasa, sehingga terkumpul dana bantuan tidak kurang dari Rp120 juta.