Paringin (ANTARA) - Di tengah derasnya arus modernisasi, sekelompok masyarakat beserta anak muda di Desa Tabuan Kecamatan Halong Balangan Kalimantan Selatan memilih jalan berbeda.
Mereka duduk bersila di balai adat, memegang pisau dan janur kelapa, belajar membuat Patatungkalan (yang menurut mereka "tolak bala") yang terbuat dari anyaman janur kelapa menjadi bagian sakral dalam prosesi Aruh Adat, upacara syukur masyarakat Dayak Meratus.
Baca juga: Dewan adat dayak siap bersinergi dengan Pemkab Tanbu
Suara tawa ringan peserta menciptakan suasana hangat di ruang pelatihan, berpadu dengan gerakan tangan dalam membuat anyaman patatungkalan.
Di sinilah nilai-nilai budaya diajarkan bukan hanya lewat kata-kata, tetapi juga melalui rasa, kesabaran, dan ketekunan.
Pelatihan pembuatan patatungkalan ini digagas oleh panitia pendidikan dan pelatihan budaya Kecamatan Halong bekerja sama dengan tokoh adat setempat.
Tujuannya sederhana namun bermakna, yaitu menanamkan kecintaan terhadap warisan leluhur dan memastikan bahwa tradisi pembuatan Patatungkalan tidak hilang ditelan waktu.
Tak hanya belajar menganyam janur, peserta juga diajak memahami filosofi di balik setiap simbol dalam ritual adat dan memiliki nilai yang melambangkan penghormatan terhadap leluhur serta rasa syukur atas hasil bumi.
Para pengrajin senior bertindak sebagai mentor, membimbing dengan sabar sambil menceritakan kisah-kisah lama tentang Aruh Adat dan nilai kebersamaan masyarakat Dayak Meratus.
Mantir adat dan wadian, Rusiansyah, menekankan pentingnya pelestarian budaya melalui generasi muda.
Baca juga: DAD Balangan siap berkolaborasi dengan kepolisian hadapi tahun politik
“Budaya hanya akan hidup jika diwariskan. Pelatihan ini bukan sekadar belajar membuat patung, tapi belajar menghargai jati diri dan akar budaya kita,” ujarnya.
Hasil karya peserta nantinya akan digunakan dan d praktekkan dalam acara Aruh Adat, menjadi bagian nyata dari tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.
Melalui kegiatan seperti ini, semangat menjaga identitas dan kebanggaan terhadap budaya lokal terus menyala di hati anak muda Kalimantan Selatan.
Masyarakat menyambut baik kegiatan ini karena dianggap mampu menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sendiri serta memperkuat nilai kebersamaan dalam pelestarian adat.
Pelatihan pembuatan patatungkalan bukan hanya sekadar kegiatan seni dan keterampilan, tetapi juga merupakan proses pewarisan nilai-nilai kehidupan.
Selain dukungan masyarakat dan tokoh adat, kegiatan ini juga turut didukung oleh Balangan Coal Companies yang berkomitmen menjaga warisan budaya lokal.
Melalui kegiatan ini, menunjukkan bahwa tradisi bukanlah hal yang kuno, melainkan sumber kearifan yang patut dijaga untuk memperkaya kehidupan masa kini dan masa depan.
