Pelaihari (ANTARA) - Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan, H Rahmat Trianto menegaskan stunting masih menjadi ancaman serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah.
Pernyataan itu disampaikan saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Rembuk Stunting Kabupaten Tahun 2025 di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Tanah Laut perhatikan gizi demi generasi muda berkualitas
Bupati Rahmat pun mendorong kolaborasi lintas sektor seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, hingga infrastruktur untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar anak.
“Pada 2023, prevalensi stunting di Tanah Laut mencapai 41,7 persen, namun berkat kerja keras semua pihak, turun menjadi 22,5 persen di 2024 menurut SSGI,” ungkap Rahmat.
Meski begitu, Rahmat menegaskan perjuangan belum selesai dan meminta agar seluruh kecamatan rutin melaksanakan rapat koordinasi guna menjaga kesinambungan program.
Baca juga: Pemkab Tanah Laut peringati Hari Kartini Masa Kini Lawan Stunting
Menurut dia, penurunan stunting bukan semata soal statistik, melainkan tentang membangun masa depan generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3A2KB) Kabupaten Tanah Laut Maria Ulfah menjelaskan rapat koordinasi tersebut bertujuan menyamakan komitmen lintas sektor dalam intervensi penurunan stunting.
“Forum ini juga menjadi wadah untuk menyepakati langkah terpadu, menyatukan sinergi guna menurunkan angka stunting secara signifikan,” ujarnya.
Kegiatan yang diinisiasi DP3A2KB Tanah Laut itu turut dihadiri Wakil Bupati HM Zairullah, Forkopimda, Ketua TP PKK Hj Dian Rahmat, pimpinan SKPD, serta seluruh camat se-Tanah Laut.
Baca juga: Dinkes: Jumlah stunting 2024 di Tanah Laut terdata 1.536 anak
