Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) mencatat volume dan nilai ekspor komoditas karet alam meningkat pada periode Maret hingga April 2025 saat kondisi perang dagang dan tarif global yang tengah berlangsung.
Kepala Disdag Provinsi Kalsel Sulkan di Banjarmasin, Rabu, mengatakan volume ekspor karet alam mencapai 4.943 ton dengan nilai 9.856.865 Dolar Amerika Serikat (AS) pada Maret 2025.
Baca juga: Disdag Kalsel catat nilai ekspor produk kriya capai 679 juta Dolar AS
"Angka ini kemudian melonjak tajam pada April menjadi lebih dari 6.948 ton dengan nilai mencapai 14.016.184 Dolar AS," kata Sulkan.
Sulkan mengakui perkembangan nilai dan volume ekspor karet alam di Kalsel mengalami kenaikan signifikan pada Maret-April 2025.
Kenaikan permintaan karet tersebut berasal dari berbagai negara tujuan ekspor, seperti Jepang, Tiongkok, Meksiko, Jerman, Kanada, dan India menjadi kontributor terbesar dari 17 negara tujuan.
Lebih lanjut, Sulkan menyampaikan kenaikan ekspor karet alam dipengaruhi peningkatan permintaan dari negara tujuan.
"Kenaikan itu berarti produktivitas karet di Kalsel dan permintaan yang meningkat. Kalau produksi meningkat, maka permintaan meningkat, tetapi yang dominan itu faktor permintaan meningkat bisa dipenuhi," ujar Sulkan.
Baca juga: Karantina Kalsel sertifikasi 13.637 kepiting bakau ekspor
Meskipun ekspor karet alam meningkat, Sulkan menuturkan nilai maupun volume ekspor beberapa komoditas unggulan lainnya mengalami penurunan, seperti produk kelapa sawit, kayu, rotan, perikanan, serta produk tambang.
Misalkan produk tambang batubara, meskipun terjadi kenaikan pada volume permintaan sebanyak 11.299.531 ton pada Maret menjadi 11.485.488 ton pada April, namun nilai ekspor mengalami penurunan.
"Dari 657.686.562 Dolar AS pada Maret, nilai ekspor batubara anjlok menjadi 636.968.289 Dolar AS selama April 2025," ucap Sulkan.
Kondisi fluktuatif tersebut, menurut Sulkan, menyebabkan nilai total ekspor Kalsel mengalami penurunan menjadi 765.035.535 Dolar AS pada April, dari sebelumnya sekitar 800.186.179 Dolar AS pada Maret 2025.
Sulkan mengungkapkan fenomena ini menunjukkan diversifikasi produk ekspor sangat penting dan perlu menjaga stabilitas pasar di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca juga: 150 Arwana Banjar Red disertifikasi sebelum diekspor ke Vietnam