Balangan, (Antaranews Kalsel) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, M Noor Iswan, mengkhawatirkan perkembangan retail modern terhadap pelaku ekonomi kelas bawah seperti kios dan pedagang tradisional lainnya.
Kekhawatiran tersebut disampaikan M Noor Iswan seusai berbelanja di retail modern yang ada di Balangan, di mana bisnis retail yang kini diberi izin beraktivitas selama 24 jam tersebut, menambah jualannya berupa jajanan kelas bawah.
"Kita lihat disana sudah ada pentol bakso, siomay, yang biasa dijual oleh pedagang gerobak, lalu salad buah, es sirup, kopi dan teh hangat serta minuman jenis lainnya seperti di warung-warung, mungkin lambat laun disitu juga menjual sayur mayur, ikan basah dan daging," sampainya.
Dalam hal ini lanjut Iswan, sapaan akrab politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, jika retail modern tidak dibatasi, baik jumlahnya dan jam operasinya, dikhawatirkan akan berpengaruh besar terhadap kios-kios kecil dan pelaku ekonomi tradisional di "Bumi Sanggam".
Sementara itu, Bupati Balangan, H Ansharuddin, Senin (5/6) saat berada di gedung BPKP Provinsi Kalsel, di Banjarbaru mengatakan, memang tidak ada aturan maupun batasan terhadap jam operasional retail modern tersebut.
"Untuk batasan jam operasional memang tidak ada, selama mereka bisa menjamin keamanan dengan bekerjasama dengan pihak terkait seperti Polisi dan TNI. Dan untuk jumlah retail modern di wilayah kita, sementara ini cukup dua buah saja," jelasnya.
Ia juga berharap agar masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi seperti kios dan pasar tradisional, bisa berkembang dengan cepat ke arah modern.
"Pembeli tahu perbedaan harga antara retail modern dengan kios biasa, namun para pelaku ekonomi harus memahami, ternyata ada hal yang bisa membuat orang lebih tertarik berkunjung dan berbelanja, meskipun harganya lebih mahal," imbuhnya.