Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mendukung program pemerintah di bidang pertanian khususnya melalui upaya optimalisasi lahan (oplah) untuk peningkatan produktivitas pertanian.
Bupati Banjar Saidi Mansyur di Kota Martapura, Kamis, mengatakan salah satu langkah yang dilakukan dalam mendukung program adalah melakukan optimalisasi lahan yang masih bisa dikembangkan.
Baca juga: Bupati Banjar dorong BUMD jadi ujung tombak perekonomian daerah
"Optimalisasi lahan dilakukan disamping mendorong petani agar menjalankan aktivitas pertanian dengan baik dan benar sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal," ujar Saidi.
Menurut Saidi, langkah lain yang dilakukan yakni optimalisasi alat mesin pertanian (alsintan) termasuk peralatan yang diterima dari pusat yang dimanfaatkan maksimal agar produktivitas pertanian meningkat.
Saidi menyebutkan, sudah menerima bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian yakni berupa alsintan yang diserahkan kepada kelompok tani di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Rabu (30/4).
"Kami meminta bantuan alsintan itu dimanfaatkan petani maksimal agar mereka bisa mengolah lahan dengan baik dan benar sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas hasil pertanian," ucapnya.
Baca juga: Bupati Banjar ikuti RDP bersama Komisi III DPR RI dan Mendagri
Ditekankan Saidi, pihaknya juga telah berupaya berkolaborasi dan bekerja sama dengan Forkompinda maupun masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan tugas bersama seluruh unsur.
"Ketahanan pangan tanggung jawab bersama sehingga kami bekerja sama dengan berbagai pihak agar ketahanan pangan dapat meningkat sehingga terwujud swasembada pangan," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Warsita mengatakan bantuan alsintan dari Kementan RI sangat mendukung optimalisasi lahan yang dikelola 40 brigade pangan yang tersebar pada delapan kecamatan.
Disebutkan dia, delapan kecamatan yang akan digarap brigade pangan yakni Kecamatan Beruntung Baru, Tatah Makmur, Gambut, Aluh-Aluh, Simpang Empat, Martapura Timur, Martapura Barat dan Sungai Tabuk.
"Target dari Kementan sekitar 7.600 hektare lahan yang dikelola brigade pangan, dan setiap brigade pangan mengelola per 200 hektare dengan hasil 1 hektare lahan dapat hasil 4 ton padi," ungkapnya.
Dijelaskan Warsita, brigade pangan mengelola lahan rawa atau lahan kosong selama 5 tahun dan dalam waktu satu tahun dapat melakukan 2 kali tanam dan hasil dibagi dengan pemilik lahan.
Dikatakan dia, rencana penanaman akan dimulai bulan September 2025 dan diharapkan dapat panen 2 kali dalam setahun diawali persiapan seperti kontruksi, normalisasi saluran dan pintu air bekerja sama dengan TNI.
"Oplah dimulai dengan persiapan dibantu dukungan peralatan yang diterima dari Kementan RI berupa traktor roda 4 sebanyak 127 unit dan bantuan drone, saprodi, pupuk, bibit dan combine menyusul," tuturnya.
Baca juga: Wabup Banjar hadiri Musrenbang penyusunan RKPD Kalsel 2026