Denpasar, (Antaranews Kalsel) - Pengamat perbankan Ida Bagus Kade Perdana mengharapkan agar perbankan mengantisipasi gangguan transaksi dalam jaringan agar tidak menimbulkan kerugian kepada nasabah.
"Kasus terganggunya layanan 'online' perbankan ini layak menjadi pembelajaran bagi bank lain untuk selalu berhati-hati," kata Kade Perdana di Denpasar, Minggu.
Mantan Direktur Utama Bank Sinar itu menambahkan kasus terganggunya layanan 'online' di salah satu bank BUMN terbesar itu memang sudah tertangani, namun hal tersebut tidak bisa dikesampingkan.
Sama halnya dengan kasus-kasus perbankan lainnya seperti pembobolan dana di ATM dan saldo nasabah berkurang tanpa ada transaksi yang masih kerap dialami nasabah.
Wakil Ketua Umum Kadin Bali Bidang Fiskal dan Moneter itu menilai, semestinya sebelum diluncurkan harus diuji coba berkali-kali pada lab simulasi internal hingga memastikan penggabungan antara 'mobile banking' dan 'internet banking' bebas dari risiko dan diyakini tidak akan timbul faktor eror.
"Dengan demikian secara rutin dan reguler dites kembali dan dilakukan penyempurnaan setiap diperlukan, mengingat kemajuan teknologi berjalan sangat cepat," imbuhnya.
Sementara itu di sisi lain, kasus tersebut rentan menjadi incaran para pelaku kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan kelemahan dengan berbagai cara menerobos dan membobol simpanan nasabah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara berharap nasabah tenang terkait adanya kasus yang terjadi pada salah satu bank pelat mera terkait layanan dalam jaringannya.
"Bank Mandiri sudah menangani terkait masalah gangguan layanan Mandiri Online-nya. Masyarakat kami harapkan tenang," kata Kepala OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara, Zulmi.
Nasabah diharapkan tidak terpengaruh informasi yang tidak jelas kebenarannya dan mengarahkan nasabah untuk lebih baik langsung menghubungi bank tersebut apabila ada informasi yang ingin ditindaklanjuti./f