Banjarbaru (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan meninjau Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman dan menyoroti obat-obatan hingga penumpukan pasien di rumah sakit milik pemerintah kota itu.
Peninjauan dilakukan Komisi I yang dipimpin Ketua Komisi Ririk Sumari bersama anggota komisi lainnya dan disambut Direktur RSD Idaman dr Dhanny Indrawardhana di rumah sakit setempat, Selasa.
"Kami memberikan catatan terkait persediaan obat-obatan di rumah, penggunaan sarana prasarana serta sistem yang berdampak terjadinya penumpukan pasien yang berobat," ujar Ririk di sela peninjauan.
Menurut politisi perempuan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, pihaknya mengapresiasi pelayanan prima yang telah diberikan petugas dan meminta penumpukan pasien berakhir seiring pulihnya sistem.
Ririk mengharapkan, perubahan sistem pada pelayanan administrasi itu bisa segera diatasi manajemen rumah sakit yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak beberapa tahun lalu itu.
"Kami yakin manajemen rumah sakit bisa mengatasi migrasi sistem itu sehingga tidak terjadi penumpukan pasien yang berdampak terhadap kecepatan pelayanan bagi mereka yang ingin berobat," ungkapnya.
Direktur RSD Idaman Banjarbaru dr Danny Indrawardhana berterima kasih atas kunjungan komisi I DPRD Banjarbaru dan meminta dukungan baik anggaran, obat-obatan hingga penambahan fasilitas penunjang.
"Kami minta dukungan DPRD agar anggaran mencukupi, pengadaan obat-obatan termasuk penambahan fasilitas penunjang yang diperlukan untuk peningkatan pelayanan bagi pasien," katanya.