Kotabaru (ANTARA) - Industri semen Merk "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan) membukukan total volume penjualan (semen dan clinker) sebesar 14.738 ribu ton untuk YTD September 2024, lebih tinggi +999 ribu ton atau +7,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary Indocement Dani Handajani, mengatakan, total volume penjualan semen domestik (tanpa clinker) tercatat sebesar 13.690 ribu ton, lebih tinggi +1.194 ribu ton atau +9,6% terutama berasal dari tambahan volume PT Semen Grobogan.
"Hal ini menjadikan pangsa pasar domestik Indocement, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencapai 29,7% dengan pangsa pasar di Pulau Jawa 37,8% dan di luar Pulau Jawa 21,1%. Total penjualan ekspor sebesar 189 ribu ton," kata Dani Handayani, melalui siaran pers, Selasa.
Dikatakan, pendapatan Neto Perseroan sebesar Rp13.320,7 miliar, naik +3,0 persen. Komposisi produk curah kami naik 31,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 26,1 persen yang berasal dari pasokan semen untuk pembangunan ibu kota baru serta percepatan proyek infrastruktur lainnya.
Beban Pokok Pendapatan meningkat menjadi -Rp9.237,7 miliar, lebih tinggi +4,5 persen menyusul volume penjualan yang lebih tinggi.
"Hal ini menghasilkan margin Laba Bruto sebesar 30,7 persen untuk YTD September 2024," kata Corporate Finance Manager David Halim, menambahkan.
Beban Usaha yang lebih tinggi sebesar +5,4 persen menjadi -Rp2.722,0 miliar berasal dari volume penjualan yang lebih tinggi dan biaya lainnya dari operasi yang diperluas (Grobogan).
Beban Operasional lain - neto sebesar Rp19,6 miliar, lebih tinggi +115,8% disebabkan oleh keuntungan valas pada tahun 2024 dibandingkan dengan kerugian valas tahun lalu, termasuk beberapa penjualan barang scrap pada tahun 2024.
Hal ini mengakibatkan margin Laba Usaha sebesar 10,4% dan EBITDA sebesar 19,0 persen untuk YTD September 2024.
Pendapatan Keuangan - Neto yang lebih rendah sebesar -Rp70,4 miliar atau -201,5 persen disebabkan oleh beban bunga dari utang yang dikeluarkan untuk akuisisi PT Semen Grobogan. Beban Pajak
Penghasilan - Neto menurun menjadi -Rp274,1 miliar atau lebih rendah -18,6 persen karena laba yang lebih rendah.
Berdasarkan pemaparan angka-angka di atas, Laba Periode Berjalan YTD September 2024 mencapai Rp1.055,9 miliar.
Neraca Keuangan yang Kuat Indocement membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp2,7 triliun hingga 30 September 2024, menghadapi tantangan ke depan dengan optimisme
kondisi daya beli yang lemah masih memengaruhi permintaan semen secara keseluruhan.
Terutama pada pasar semen kantong sementara pasar semen curah tetap tumbuh, sehingga menghasilkan komposisi pasar semen curah yang lebih tinggi sebesar 30,7 persen per YTD September 2024 dibandingkan
tahun lalu sebesar 28,1 persen.
Di tengah tantangan saat ini, perpanjangan diskon PPN 100 persen untuk pembelian rumah (dengan batasan-batasan tertentu) hingga akhir tahun, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, dan beberapa
inisiatif terbaru yang direncanakan oleh Pemerintah baru terkait dengan program perumahan dan kemungkinan stimulus properti lebih lanjut, akan mendorong lebih banyak permintaan semen di sektor
properti.
Sementara itu, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan.
Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 4.400 orang.
Indocement mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta dua pabrik dan satu grinding mill dengan sistem sewa dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton semen.
Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Satu pabrik di Grobogan, Jawa Tengah; dua pabrik di Maros, Sulawesi Selatan, dan satu grinding mill di Banyuwangi, Jawa Timur. Pada 2022, Indocement telah mengoperasikan Pabrik Maros setelah menandatangani Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo. Heidelberg Materials AG telah menjadi pemegang saham mayoritas Indocement sejak 2001.