“Posisi per Triwulan III periode 2024, laba bersih BSI mencapai Rp5,11 triliun naik dibandingkan posisi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,20 triliun,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa.
Baca juga: BSI lahirkan bibit wirausaha muda unggulan Aceh
Hery mengatakan pencapaian laba tersebut menjadikan BSI termasuk bank dengan pertumbuhan laba lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional.
Bahkan, semua indikator kinerja keuangan lainnya seperti aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga tercatat tumbuh dobel digit.
“Pertumbuhan laba yang sustain antara lain buah dari penerapan strategi bisnis yang tepat,” ungkap Hery.
Hery menegaskan BSI tetap fokus pada pembiayaan yang sehat dan sustain, seperti segmen konsumer dan ritel dengan komposisi 72,17 persen serta funding fokus pada pertumbuhan dana murah (CASA) dengan komposisi 61,69 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).
Selain itu, BSI mengoptimalkan customer base yang saat ini mencapai 21 juta nasabah.
“Kami tetap tumbuh dobel digit sampai Triwulan III di tengah makro ekonomi yang cukup menantang dengan tingginya reference rate. Namun, BI mulai menurunkan suku bunga acuannya.,’’ ujar Hery.
BSI, lanjut Hery, masih terus menumbuhkan segmen bisnis yang potensial dengan kualitas terjaga sembari terus meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah terutama dari sisi digital.
Baca juga: Transaksi QRIS dan ATM BSI di Aceh naik dobel digit selama PON 2024
Di tengah kompetisi likuiditas bank yang ketat, BSI menumbuhkan DPK sebesar 14,92 persen menjadi Rp301,22 triliun per posisi Triwulan III 2024 dengan komposisi DPK didominasi produk tabungan yang pada periode yang sama tumbuh 13,40 persen (yoy) menjadi Rp130,18 triliun.
“Adapun rasio dana murah (CASA) berada pada posisi 61,69 persen,” ucap Hery.
Hery menjelaskan kenaikan tabungan sejalan dengan peningkatan customer base yang sejak merger rata-rata bertambah 2,5 juta nasabah per tahun.
Untuk meningkatkan layanan, BSI terus memperbaiki layanan termasuk mempersiapkan SuperApps yang segera diluncurkan, selain menambah jumlah ATM, EDC, layanan QRIS, serta akses BSI Agen.
Di sisi lain, DPK dari Tabungan Bisnis BSI per September 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 34,83 persen (yoy) dengan konsep tabungan bisnis BSI merupakan produk perbankan yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan finansial bisnis, baik itu usaha mikro, kecil, maupun menengah.
Untuk Tabungan Wadiah juga tumbuh 19,04 persen, BSI juga menawarkan nasabah produk yang khas syariah seperti Tabungan Haji BSI. Pada Triwulan III 2024, Tabungan Haji melonjak hingga 16,47 persen dengan penetrasi sebanyak 5,39 juta rekening.
Jumlah ini terus meningkat seiring dengan posisi BSI sebagai market leader Tabungan haji di Indonesia.
Tercatat pada Triwulan III 2024, total pembiayaan BSI mencapai Rp267,06 triliun tumbuh 15,28 persen atau tumbuh di atas rata-rata industri sebesar 11,30 persen per Agustus 2024.
Baca juga: BSI akselerasi Global Hub dan Islamic Ecosystem dukung IIFC
Semua segmen tumbuh positif double digit di mana segmen Wholesale tumbuh 12,17 persen, Ritel (17,30 persen) dan konsumen tumbuh 16,27 persen dengan catatan pertumbuhan pembiayaan yang positif diiringi dengan kualitas yang sehat dengan NPF Gross sebesar 1,97 persen.
Dari beberapa produk pembiayaan BSI terdapat Produk Cicil Emas yang pertumbuhannya meningkat 143,41 persen dan memiliki NPF sebesar 0,00 persen.
Hery menyebutkan produk ini merupakan unique product BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi seiring tren investasi emas meningkat dengan pembiayaan cicil emas BSI naik 5-6 kali lipat sejak merger yang dipicu peningkatan harga emas secara signifikan.
Hery menambahkan dari disiplin pada fokus bisnis meningkatkan Pendapatan Margin Bagi Hasil bank sebesar Rp18,41 triliun tumbuh 11,98 persen (yoy), sementara di sisi lain Fee Based Income juga tumbuh 30,14 persen (yoy) menjadi Rp3,94 triliun, menjadikan PPOP BSI sebesar Rp8,52 triliun tumbuh 7,61 persen (yoy).
“Di sisi lain dengan kualitas terjaga ditandai dengan menurunnya NPF gross ke level 1,97 persen dan cost of credit ke level 0,97 persen,” tutur Hery.
Aset BSI per posisi September mencapai Rp371 triliun tumbuh 15,91 persen (yoy) dengan Return of Equity (ROE) berada pada posisi 17,59 persen.
Hery juga menyatakan shifting transaksi nasabah ke digital juga terus meningkat tiap tahunnya. Transaksi melalui e-channel BSI mencapai 607 juta transaksi atau hampir 50 kali lipat transaksi di teler atau sekitar 97,94 persen transaksi nasabah BSI sudah menggunakan e-channel yang mencapai Rp709 triliun.
Baca juga: BSI raih penghargaan Best Digital Bank pada ajang internasional
Untuk BSI Mobile, saat ini jumlah user mencapai 7,5 juta nasabah, dengan volume transaksi BSI Mobile mencapai Rp464,8 triliun dengan jumlah frekuensi transaksi sebanyak 387,6 juta transaksi.
Untuk melengkapi layanan BSI Mobile, Hery menyampaikan, BSI dalam waktu dekat akan merilis SuperApps yang merupakan pengembangan BSI Mobile yang diharapkan menjadi sahabat finansial, sosial, spiritual dan lifestyle.
SuperApps ini akan sangat user friendly, dan memiliki fitur yang jauh lebih menarik yang membuat semua aktivitas keuangan nasabah menjadi mudah.
Nantinya, pengajuan pembiayaan yang sifatnya sederhana dapat dengan mudah diakses masyarakat tanpa harus ke cabang.
Dukungan Net Zero Emission Indonesia
BSI juga turut berkontribusi melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai Rp62,5 triliun yang didominasi sektor SME (Rp34,1 triliun), Mikro (Rp15,1 triliun) dan pembiayaan SDA yang berkelanjutan (Rp6,7 triliun).
Selain itu, kontribusi terhadap kemaslahatan umat juga dilakukan dengan menyalurkan lebih dari Rp189,6 miliar untuk program sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah serta avokasi.
Pada 2024, BSI berfokus pada proyek pembangunan fasilitas tempat ibadah baik permanen atau sementara guna memberikan kemudahan ibadah bagi masyarakat di fasilitas umum, membangun 20 Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia).
Kemudian, membantu sebanyak 35 UMKM binaan dalam program Sentra UMKM BSI, dan juga optimalisasi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dengan memberikan beasiswa berprestasi untuk lebih dari 5.195 orang melalui program BSI Scholarship yang digagas bersama BSI Maslahat.
Baca juga: BSI berharap Persiraja bisa tembus Liga 1