BSI akselerasi Global Hub dan Islamic Ecosystem dukung IIFC
Selasa, 17 September 2024 18:22 WIB
Banjarmasin (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk., mengakselerasi Global Hub dan Islamic Ecosystem guna mendukung Indonesia Islamic Financial Center (IIFC) sebagai pusat keuangan, serta bisnis syariah pada masa depan.
Berdasarkan keterangan tertulis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, menyatakan dukungan BSI tersebut berdasarkan kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meresmikan IIFC.
Baca juga: BSI raih penghargaan Best Digital Bank pada ajang internasional
Presiden Jokowi meresmikan IIFC di kawasan Ring I Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, sebagai sebuah kawasan yang ditetapkan menjadi global hub layanan jasa dan bisnis syariah.
Presiden Jokowi mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
IIFC memiliki peran strategis dan penting untuk membangun peradaban baru ekonomi syariah di Indonesia yang nantinya menjadi wajah Indonesia di hadapan dunia dari sisi pengelolaan ekonomi syariah.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia merupakan pasar besar dan memiliki potensi untuk menjadi pusat industri dan ekosistem halal dunia karena memiliki penduduk Muslim yang sangat besar kurang lebih 236 juta jiwa.
Oleh karena itu, Jokowi menyebut Indonesia harus menyiapkan pelaku profesional pada industri keuangan syariah, karena pertumbuhan industri bank syariah yang lebih tinggi dibandingkan perbankan nasional.
“Oleh sebab itu, Bank Syariah Indonesia sebagai bagian penting dari ekosistem ekonomi syariah harus tubuh maju, harus memiliki manajemen modern, harus kompetitif, profesional untuk menjangkau pasar potensial yang kita miliki 236 juta penduduk Muslim, dan tumbuh menjadi barometer perbankan syariah di Indonesia, regional ASEAN, serta dunia,” kata Jokowi.
Baca juga: BSI berharap Persiraja bisa tembus Liga 1
Presiden juga menyambut baik kehadiran kawasan IIFC yang disebut akan mengakselerasi perkembangan ekonomi syariah dan mendukung industri halal, fesyen Muslim, wisata halal, industri makanan dan minuman halal.
“Ini akan mendukung semuanya, sehingga potensi yang ada tidak lepas lari ke kawasan lain atau ke negara yang lain,” tuturnya.
Turut hadir dalam acara peresmian tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama PP Novel Arsyad dan jajaran di Kementerian BUMN.
IIFC bakal menyatukan inisiatif pengembangan Islamic Ecosystem lintas sektor mulai dari lembaga keuangan baik perbankan, asuransi, pasar modal, serta industri riil seperti food and beverages, kosmetik dan farmasi, fesyen, media dan rekreasi.
Selain itu, industri travel halal termasuk haji dan umrah, hingga hingga kegiatan yang bersifat sosiobisnis seperti zakat, wakaf, donasi, ekosistem di pasar modal syariah seperti di pengembangan sukuk, reksadana, instrumen investasi serta kegiatan pendukung ekosistem halal lainnya.
Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) bertekad mendorong percepatan ekonomi syariah di Indonesia agar bisa menjadi salah satu pemain utama dalam industri perbankan dalam negeri.
Baca juga: Lewat PON XXI, BSI komitmen majukan olahraga di Aceh
Untuk itu, KBUMN menghadirkan "BUMN Property Fund" untuk mengoptimalkan value chain pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air dengan membangun IIFC yang disimbolikkan dengan Menara BSI dan Danareksa di Kawasan Business Merdeka Selatan, Jakarta.
Menteri BUMN Erick menuturkan ekonomi syariah harus terus dibangun secara terpadu yang ditunjukkan dengan pembangunan IIFC.
“Kita berhasil menggabungkan bank syariah yang ada di BUMN dan Alhamdulillah hasilnya luar biasa, ini masuk top 10 bank terbesar di Indonesia. Karena itu kita coba membangun juga platform yaitu kawasan, agar semua yang berhubungan dengan ekonomi syariah bisa terpadu,” ucap Erick.
Sementara Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, Perseroan tersebut mendukung langkah pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin pusat ekonomi dan bisnis syariah, sekaligus pusat halal dunia.
BSI hadir di kawasan IIFC melalui Menara BSI yang saat ini dalam proses konstruksi dan diharapkan selesai pada 2025.
Nantinya Menara BSI akan menjadi pusat bisnis dan literasi halal ekosistem yang mendorong terciptanya kolaborasi dalam pengembangan sektor Haji dan Umrah, ZISWAF, Pendidikan dan Kesehatan, Mode dan perniagaan, serta lainnya.
“Ini menjadi amanat dan harapan besar dari Bapak Presiden membawa Indonesia menjadi pusat halal dunia. Kehadiran IIFC dengan Menara BSI dan Menara Danareksa ini langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut dan BSI siap menjadi bagian di dalamnya,” ujar Hery.
Baca juga: Hadir di PON 2024, BSI komitmen dukung kembangkan ekonomi dan olahraga
Kehadiran BSI yang merupakan hasil merger tiga bank syariah milik negara pada 1 Februari 2021, merupakan langkah besar (milestone) yang dilakukan pemerintah dalam menghadirkan bank syariah yang mampu mengakselerasi perekonomian dalam negeri dan menjadikan Indonesia pusat gravitasi ekonomi syariah global.
Hery menegaskan BSI terus berinovasi memberikan layanan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat serta memberikan kemanfaatan yang luas.
BSI juga terus berperan aktif dalam memajukan UMKM dan menjadikan pelaku UMKM bisa masuk pasar nasional dan internasional melalui berbagai program, seperti UMKM Center dan BSI International Expo.
“Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI berupaya mewujudkan mimpi serta visi misi yang diberikan kepada kami. BSI akan terus menjadi sahabat finansial, sosial, dan spiritual masyarakat Indonesia dan memberi pengalaman yang beyond shariah banking,” ucap Hery.
Sebagai “leader” pada industri keuangan syariah, BSI berinovasi dan mensinergikan pengembangan Islamic Ecosystem sebagai fokus untuk bisnis dari hulu hingga hilir baik dari DPK, penyaluran pembiayaan halal yang memiliki perputaran bisnis dengan multiplier efek yang signifikan.
Sebagai bank syariah terbesar, BSI juga menorehkan kinerja optimal dan melebihi ekspektasi target.
Terbukti dengan pertumbuhan nasabah yang mencapai 2,5 juta per tahun dalam tiga tahun terakhir serta kinerja finansial yang solid dengan indikator pertumbuhan dari sisi asset, dana pihak ketiga serta pembiayaan per Juni 2024 rata-rata di atas 15 persen.
BSI mampu menembus Top 10 Sharia Global Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret 2024, lebih cepat dari target yang dicanangkan pada 2025.
Baca juga: BSI optimalkan seluruh layanan guna kelancaran transaksi finansial PON 2024
Berdasarkan keterangan tertulis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, menyatakan dukungan BSI tersebut berdasarkan kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meresmikan IIFC.
Baca juga: BSI raih penghargaan Best Digital Bank pada ajang internasional
Presiden Jokowi meresmikan IIFC di kawasan Ring I Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, sebagai sebuah kawasan yang ditetapkan menjadi global hub layanan jasa dan bisnis syariah.
Presiden Jokowi mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
IIFC memiliki peran strategis dan penting untuk membangun peradaban baru ekonomi syariah di Indonesia yang nantinya menjadi wajah Indonesia di hadapan dunia dari sisi pengelolaan ekonomi syariah.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia merupakan pasar besar dan memiliki potensi untuk menjadi pusat industri dan ekosistem halal dunia karena memiliki penduduk Muslim yang sangat besar kurang lebih 236 juta jiwa.
Oleh karena itu, Jokowi menyebut Indonesia harus menyiapkan pelaku profesional pada industri keuangan syariah, karena pertumbuhan industri bank syariah yang lebih tinggi dibandingkan perbankan nasional.
“Oleh sebab itu, Bank Syariah Indonesia sebagai bagian penting dari ekosistem ekonomi syariah harus tubuh maju, harus memiliki manajemen modern, harus kompetitif, profesional untuk menjangkau pasar potensial yang kita miliki 236 juta penduduk Muslim, dan tumbuh menjadi barometer perbankan syariah di Indonesia, regional ASEAN, serta dunia,” kata Jokowi.
Baca juga: BSI berharap Persiraja bisa tembus Liga 1
Presiden juga menyambut baik kehadiran kawasan IIFC yang disebut akan mengakselerasi perkembangan ekonomi syariah dan mendukung industri halal, fesyen Muslim, wisata halal, industri makanan dan minuman halal.
“Ini akan mendukung semuanya, sehingga potensi yang ada tidak lepas lari ke kawasan lain atau ke negara yang lain,” tuturnya.
Turut hadir dalam acara peresmian tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama PP Novel Arsyad dan jajaran di Kementerian BUMN.
IIFC bakal menyatukan inisiatif pengembangan Islamic Ecosystem lintas sektor mulai dari lembaga keuangan baik perbankan, asuransi, pasar modal, serta industri riil seperti food and beverages, kosmetik dan farmasi, fesyen, media dan rekreasi.
Selain itu, industri travel halal termasuk haji dan umrah, hingga hingga kegiatan yang bersifat sosiobisnis seperti zakat, wakaf, donasi, ekosistem di pasar modal syariah seperti di pengembangan sukuk, reksadana, instrumen investasi serta kegiatan pendukung ekosistem halal lainnya.
Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) bertekad mendorong percepatan ekonomi syariah di Indonesia agar bisa menjadi salah satu pemain utama dalam industri perbankan dalam negeri.
Baca juga: Lewat PON XXI, BSI komitmen majukan olahraga di Aceh
Untuk itu, KBUMN menghadirkan "BUMN Property Fund" untuk mengoptimalkan value chain pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air dengan membangun IIFC yang disimbolikkan dengan Menara BSI dan Danareksa di Kawasan Business Merdeka Selatan, Jakarta.
Menteri BUMN Erick menuturkan ekonomi syariah harus terus dibangun secara terpadu yang ditunjukkan dengan pembangunan IIFC.
“Kita berhasil menggabungkan bank syariah yang ada di BUMN dan Alhamdulillah hasilnya luar biasa, ini masuk top 10 bank terbesar di Indonesia. Karena itu kita coba membangun juga platform yaitu kawasan, agar semua yang berhubungan dengan ekonomi syariah bisa terpadu,” ucap Erick.
Sementara Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, Perseroan tersebut mendukung langkah pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin pusat ekonomi dan bisnis syariah, sekaligus pusat halal dunia.
BSI hadir di kawasan IIFC melalui Menara BSI yang saat ini dalam proses konstruksi dan diharapkan selesai pada 2025.
Nantinya Menara BSI akan menjadi pusat bisnis dan literasi halal ekosistem yang mendorong terciptanya kolaborasi dalam pengembangan sektor Haji dan Umrah, ZISWAF, Pendidikan dan Kesehatan, Mode dan perniagaan, serta lainnya.
“Ini menjadi amanat dan harapan besar dari Bapak Presiden membawa Indonesia menjadi pusat halal dunia. Kehadiran IIFC dengan Menara BSI dan Menara Danareksa ini langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut dan BSI siap menjadi bagian di dalamnya,” ujar Hery.
Baca juga: Hadir di PON 2024, BSI komitmen dukung kembangkan ekonomi dan olahraga
Kehadiran BSI yang merupakan hasil merger tiga bank syariah milik negara pada 1 Februari 2021, merupakan langkah besar (milestone) yang dilakukan pemerintah dalam menghadirkan bank syariah yang mampu mengakselerasi perekonomian dalam negeri dan menjadikan Indonesia pusat gravitasi ekonomi syariah global.
Hery menegaskan BSI terus berinovasi memberikan layanan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat serta memberikan kemanfaatan yang luas.
BSI juga terus berperan aktif dalam memajukan UMKM dan menjadikan pelaku UMKM bisa masuk pasar nasional dan internasional melalui berbagai program, seperti UMKM Center dan BSI International Expo.
“Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI berupaya mewujudkan mimpi serta visi misi yang diberikan kepada kami. BSI akan terus menjadi sahabat finansial, sosial, dan spiritual masyarakat Indonesia dan memberi pengalaman yang beyond shariah banking,” ucap Hery.
Sebagai “leader” pada industri keuangan syariah, BSI berinovasi dan mensinergikan pengembangan Islamic Ecosystem sebagai fokus untuk bisnis dari hulu hingga hilir baik dari DPK, penyaluran pembiayaan halal yang memiliki perputaran bisnis dengan multiplier efek yang signifikan.
Sebagai bank syariah terbesar, BSI juga menorehkan kinerja optimal dan melebihi ekspektasi target.
Terbukti dengan pertumbuhan nasabah yang mencapai 2,5 juta per tahun dalam tiga tahun terakhir serta kinerja finansial yang solid dengan indikator pertumbuhan dari sisi asset, dana pihak ketiga serta pembiayaan per Juni 2024 rata-rata di atas 15 persen.
BSI mampu menembus Top 10 Sharia Global Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret 2024, lebih cepat dari target yang dicanangkan pada 2025.
Baca juga: BSI optimalkan seluruh layanan guna kelancaran transaksi finansial PON 2024