Amuntai, Kalsel (ANTARA) - Pasar Malam Kamis yang berdiri hingga puluhan tahun dan berlokasi di depan Pasar Induk Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dipenuhi belasan pedagang jajanan tradisonal yang masih terus eksis meski hanya bisa ditemui di setiap Rabu sore hingga malam.
Salah satu pedagang, Thaibah mengatakan, sudah menjajakan jajanan tradisional selama puluhan tahun, yang mana seluruh barang dagangannya dibuat sendiri.
"Sudah lama saya jadi pedagang jajanan ini, sudah 20 tahun, dari anak hingga cucu saya," ucapnya saat ditemui, Rabu (23/10/2024).
Banyaknya penjual di antaranya menjajakan dagangan dari bahan dasar singkong dan pisang diolah jadi keripik pedas, manis, gula merah hingga dibuat kripik marning. Keripik marning jadi salah satu jajanan yang sangat disukai masyarakat, diolah dengan cara dipotong kecil menyerupai lidi dibumbui dengan bumbu pedas dan manis.
Dia menambahkan, keripik yang dijual harganya terjangkau, yaitu Rp.5.000 per takar, dan jenis kripik yang paling dicari adalah marning dengan bumbu pedas.
"Semua sama harganya per takar, hampir setiap pembeli yang mampir membeli marning," ungkapnya.
Sementara bagi Dharma, salah satu pembeli, jajanan tradisional tersebut dijadikannya sebagai oleh-oleh saat menempuh pendidikan di luar daerah.
"Setiap ada waktu pulang ke Amuntai, saya selalu menyempatkan diri untuk mampir ke Pasar Kamis Amuntai, membeli berbagai jenis jajanan yang ada untuk dibawa ke Banjarmasin," ujarnya.
Jajanan yang dijual di Pasar Malam Kamis ini selain marning, juga ada serabi, pais sagu, lupis, kacang goreng, bahkan sayuran.