Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua Umum "Association Of The Indonesia Tours And Travel Agencies" (ASITA) Asmawi Bahar mengatakan aksi boikot menjual tiket maskapai Garuda Indonesia yang dilakukan oleh seluruh anggotanya bisa mengganggu perkembangan pariwisata nasional.
Menurut Asmawi di Banjarmasin Selasa, seharusnya aksi boikot yang dilakukan anggota ASITA atau Ikatan Agen Tour dan Perjalanan Indonesia ini, segera mendapatkan perhatian dari pemerintah, terutama dari manajemen PT Garuda Indonesia, untuk segera mencarikan solusi lebih bijak untuk membantu para agen perjalanan.
Sebagaimana diketahui, sejak satu pekan terakhir, seluruh anggota ASITA, terutama di Kalimantan Selatan, mogok untuk menjual tiket Garuda Indonesia, setelah dikeluarkannya kebijakan penurunan komisi dari tiga persen menjadi dua persen.
"Dengan komisi yang hanya dua persen dan dipotong pajak, maka anggota ASITA hampir tidak bisa menikmati keuntungan, sementara operasional untuk penjualan tiket terus naik," katanya.
Asmawi mengungkapkan, walaupun kebijakan penurunan komisi tersebut disertai dengan kebijakan pemberian insentif, justru akan menimbulkan persoalan baru, karena sesama anggota ASITA bisa saling "bunuh", untuk bisa mencapai target sebagai syarat mendapatkan insentif.
"Tentu ini adalah kebijakan yang harus kembali dicermati, mengingat kerja sama antara ASITA dan Garuda selama ini sudah sangat harmonis," katanya.
Bila kondisi ini tidak segera bisa diselesaikan, kata dia, dikhawatirkan akan sangat mengganggu pertumbuhan pariwisata nasional, karena seluruh anggota ASITA tidak konsentrasi lagi untuk menggaet wisatawan nasional maupun internasional.
"Kalau kondisinya masih `gonjang-ganjing` seperti ini, tentu mengganggu konsentrasi kami untuk bisa menggaet wisatawan, baik nasional maupun mancanegara," katanya.
Asmawi mengungkapkan, kondisi perekonomian global saat ini, membuat agen perjalanan banyak yang gulung tikar atau tutup, ditambah lagi adanya penurunan keuntungan dari Garuda, tentu akan semakin membuat agen perjalanan kian terpuruk.
Ke depan tambah Asmawi, pihaknya akan terus berupaya untuk mencari solusi, antara lain dengan meminta pemerintah mengubah kebijakan, tentang PNS wajib menggunakan Garuda, tetapi boleh memilih maskapai lainnya.
"Kita akan alihkan penumpang kita ke maskapai lainnya, yang kini pelayanannya juga cukup bagus, apalagi di Kalsel, beberapa maskapai akan menambah waktu penerbangan," katanya.
Ketua ASITA Addy Charuddin mengatakan, aksi boikot ini akan terus dilanjutkan hingga batas waktu yang tidak ditentukan, atau sampai pihak Garuda Indonesia merevisi kebijakan seperti yang diinginkan oleh para agen.
"Dengan komisi dua persen, sama saja kita tidak mendapatkan keuntungan, alias nol, tentu ini sangat memberatkan kami," katanya.
Sebelumnya, anggota ASITA mengadakan pertemuan untuk membahas tentang aksi boikot tersebut dan dalam pertemuan itu, disepakati, aksi akan terus berlanjut.