Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Asita Kalsel, Saridi Salimin menilai sudah saatnya wisata Kalsel itu bersanding atau sejajar dengan wisata yang ada di Jogyakarta atau daerah lain yang dunia wisatanya lebih maju.
Menurut dia, alam Kalsel itu memiliki potensi yang luar biasa jika dikelola dengan baik sebagai destinasi wisata, khususnya alam dengan geoparknya.
"Bayangkan geopark yang dikenal sebagai kawasan Pegunungan Meratus siapa yang meragukan keindahannya, ada gua, ada lembah, ada sungai dengan jeramnya, ada gunung, serta ribuan spicies tanaman dan binatangnya," katanya.
Semua yang ada di kawasan geopark Meratus berpotensi sebagai objek wisata, tinggal bagaimana pengelola wisata Kalsel mengemasnya menjadi jualan yang bernilai bagi wisatawan nusantara dan mancanegara.
Ketika diwawancari ANTARA lelaki yang yang juga dikenal sebagai ketua asosiasi penyelanggaraan umrah Kalsel tersebut mengaku sangat sayang jika kekayaan itu tak dikelola dan dikenalkan kepada wisatawan.
Dibandingkan geopark yang ada di Lembang, Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur, atau Jogyakarta, serta geopark lainnya, geopark Kalsel itu lebih eksotis apalagi jika dikaitkan dengan historis ternyata geopark Kalsel lebih tua atau muncul sekitar 180 juta tahun.
Bahkan sekarang geopark Kalsel sebagai geopark nasional menunggu persetujuan Unisco untuk menjadi geopark global, maka wajar jika dunia wisata Kalsel selalu mengkaitkan keberadaan wisata setempat dengan keberadaan kawasan bebatuan ini.
Berbicara dengan logas, lelaki setengah baya inipun menyebutkan untuk menyemarakkan wisata Kalsel itu, pengelola wisata Kalsel harus jemput bola, artinya tidak menunggu melainkan harus aktif mengajak.
Artinya seperti pengelola wisata Kalsel harus proaktif mempromosikan melalui berbagai media, termasuk Medsos, serta melakukan kerjasama dengan berbagai pihak PHRI se nusantara, Asita di berbagai kota bahkan kepada siapa pun yang menggeluti dunia wisata.
"Kita tak bisa diam, kita harus bergerak, tanpa begitu jangan harap wisata kita maju," kata lelaki kelahiran Solo 23 April 1965 ini, dan ia mengakui selama dua tahun ini wisata Kalsel seakan mati suri lantaran pandemi. Tetapi setelah pandemi reda, Kalsel harus mencuri start.
Mencuri start dimaksud, adalah mulai sekarang berbenah, maksudnya menyiapkan lokasi atau tempat kuliner dan barang cenderamata, paket wisata yang jelas yang harus dikunjungi, dan penyiapan fasilitas perhotelan termasuk tenaga pramuwisatanya.
Kalau kota wisata lain karena paket wisatanya jelas, maka rombongan wisatawan itu digiring seakan wajib menggunjungi lokasi kuliner atau souvenir olahan UMKM.Selain itu wisatawan dimanjakan dengan berbagai kemudahan tidak terlalu dibebani dengan berbagai retribusi
"Kalau di daerah kita maaf ya, karena paket wisatanya tak ada atau rute wisatanya kurang jelas, wisatawan bingung harus kemana," tambah Saridi yang dikenal pula sebagai Wakil Ketua Kadin kalsel tersebut dan seraya berharap semua yang berwenang harus memikirkan hal ini.
Padahal banua Kalsel memiliki potensi alam, potensi wisata religi, budaya, kuliner, serta alam petualangan yang begitu dikenal luas, tambah pengusaha travel yang sukses ini saat podcast di LKBN Antara Kalsel. seorang pengusaha travel sukses di Banjarmasin,