Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar Provinsi Kalimantan Selatan memeriksa sejumlah bayi pada dua kecamatan untuk mengintervensi dan mengetahui jumlah kasus stunting.
Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyi meninjau screening untuk pencegahan dan tata laksana stunting dengan intervensi spesifik di Kertak Hanyar, Senin.
Baca juga: Pemkab Banjar targetkan kasus stunting turun 100 persen
"Kami berterima kasih kepada seluruh tim dokter dan rumah sakit yang telah menyediakan fasilitas luar biasa lewat screening dan semoga bisa mengetahui angka stunting serta pencegahan," ujar Said Idrus.
Said berharap pemeriksaan kesehatan tersebut dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Banjar terutama pada anak usia bawah dua tahun (baduta) maupun anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Banjar Yasna Khairina mengungkapkan angka stunting di Kabupaten Banjar pada 2023 sebesar 30,1 sesuai Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan Kemenkes RI.
Sementara itu, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 menunjukkan angka stunting sebesar 26,4 sehingga mengalami kenaikan sebesar 3,7 poin dan diharapkan mengalami penurunan.
Baca juga: Pemkab Banjar-BKKBN Kalsel gencarkan pengukuran atasi stunting
"Gerakan serentak pengukuran dan intervensi pencegahan stunting pada Juni dengan jumlah sasaran 37 ribu anak datang ke Posyandu, diukur dan ditimbang sebanyak 95,58 persen dan sesuai Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) angka stunting di Kabupaten Banjar sebesar 24,44," sebut Yasna.
Yasna berharap gerakan serentak dilaksanakan berkelanjutan setiap bulan sehingga dari 95 persen meningkat pada bulan depan agar seluruh sasaran di Kabupaten Banjar telah diukur dan ditimbang.
Dokter Spesialis Anak, Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik RSUD Ulin Banjarmasin Arief Budiarto menjelaskan screening stunting dilaksanakan bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sejak 18 Juli 2024.
"Kegiatan dibantu Fakultas Kedokteran ULM Ilmu Kesehatan Anak dan Operator RSUD Ulin. Tujuan screening untuk mengetahui apakah benar data anak yang dikirim Puskesmas mengalami stunting atau tidak," ungkap Arief.
Baca juga: Pemkab Banjar intervensi cegah stunting secara serentak
Ia berharap data anak stunting yang dikirim dua kecamatan, yaitu Gambut dan Kertak Hanyar tidak sebanyak data setelah dilakukan screening, sehingga ada penurunan dengan memilah anak yang pendek karena stunting atau tidak.
"Jumlah anak yang di-screening sebanyak 250 anak dengan rincian 210 anak dari Kecamatan Gambut dan 40 anak dari Kecamatan Kertak Hanyar. Harapan kami, setelah screening jumlah anak yang terkena stunting berkurang," ucapnya.
Penjabat Sementara Direktur Ciputra Mitra Hospital dr. Sony Prabowo menekankan screening anak-anak yang diduga stunting untuk pemeriksaan yang lebih akurat sehingga angka stunting didapat mencerminkan keadaan sebenarnya atau tidak setinggi yang dilaporkan.
"Mudah-mudahan ada selisih angka yang signifikan dari hasil pengukuran seperti pemeriksaan antropometri, berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lengan serta pemeriksaan anemia untuk melihat keadaan hemoglobin di bawah standar atau tidak," katanya.