Barito Kuala (ANTARA) - Yayasan Hasnur Centre Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk menggelar program Akademi Pemuda Indonesia (API) batch ketiga berupa platform pelatihan untuk meningkatkan wawasan pemuda dengan fasilitas dana hibah bagi pemuda terpilih yang melibatkan peserta se-Indonesia.
“Yayasan Hasnur Centre mewadahi pemuda se-Indonesia dalam tiga topik, yakni mengeksplorasi pengetahuan tentang indeks pembangunan pemuda (IPP), indeks pembangunan manusia (IPM), dan sustainable development goals (SDGs). Akademi Pemuda Indonesia ini adalah program terobosan Yayasan Hasnur Centre,” kata Program Leader API Batch 3.0 Rayda Nurlies Fatiana di Barito Kuala, Jumat.
Dia menjelaskan portal inovasi pemuda yang mencakup tiga topik itu tergabung dalam API batch ketiga, meliputi platform pelatihan, pembinaan, dan pendampingan. Bagi peserta yang terpilih konsep dan gagasannya dalam kegiatan API 3.0, akan mendapatkan dana hibah dari Yayasan Hasnur Centre untuk menjalankan programnya.
“Program ini untuk membangun dan mengembangkan kemampuan pemuda menjadi pemimpin yang berdampak positif bagi bangsa. Kami berkomitmen mendorong perubahan sosial melalui peningkatan kapasitas dan aksi kolaborasi mewujudkan masyarakat yang inklusif dalam melaksanakan kegiatan yang berdampak dan berkelanjutan,” ujar Rayda.
API batch ketiga menghadirkan narasumber dari Kemenpora, yakni Asisten Deputi Karakter Pemuda Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI, Esa Sukmawijaya. Kemudian, Koordinator Social Innovation Yayasan Hasnur Centre, M Zakiyul Fuad Rasyid, yang menyampaikan kontekstual IPP dalam kaitan program yang hadir di Yayasan Hasnur Centre, dan narasumber ketiga adalah Managing Director ASEAN Youth Organization.
Rayda menyebutkan sebaran para peserta API batch ketiga di antaranya, yakni 13 kabupaten/kota se-Kalsel, Kalimantan Tengah, Pontianak (Kalimantan Barat), Riau, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Makassar (Sulawesi Selatan), Payakumbuh (Sumatera Barat), Jakarta, Surabaya, Banten, Bandung, Malang, dan Madiun.
Lebih lanjut, kata dia, learning journey API 3.0 membahas lima domain IPP dan sesi mentoring, dimulai dari opening class dan community gahering yang diselenggarakan secara hybrid melalui zoom meeting dan secara offline di Barito Kuala pada Sabtu (15/6).
Selanjutnya, para peserta akan merancang sebuah program sosial dan jika konsep yang diusung terpilih, maka peserta akan mengikuti sesi Pitch Deck untuk menentukan siapa saja yang akan menerima dana hibah dari Yayasan Hasnur Centre setelah melewati tahap penjurian.
Rayda mengatakan program ini hadir untuk menjadi portal inovasi pemuda se-Indonesia dalam membangun jejaring kolaborasi dan kemitraan, dengan harapan dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada pemuda terkait IPP di Indonesia.
Sementara itu, Asisten Deputi Karakter Pemuda Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI Esa Sukmawijaya menilai program API yang digagas Yayasan Hasnur Centre merupakan aktivitas yang dikelola pemuda dengan komitmen melalui pendekatan mencakup IPP dalam instrumen yang kemudian dibedah.
Dia menyebutkan akademik para pemuda berhasil memilih tematik yang strategis, kemudian dirumuskan dalam berbagai aktivitas yang khas dan sangat mengarah pada pembangunan berkelanjutan yang sasarannya hingga ke tingkat desa/kelurahan.
“Saya ucapkan selamat kepada para pemuda se-Indonesia, semoga program API berlanjut terus untuk mendorong pemberdayaan pemuda. Ke depan tidak hanya isu IPP saja, tetapi juga tujuan berkelanjutan SDGs secara global. Kemudian, saya juga berharap program API melakukan pendekatan secara global, mulai dari tingkat desa/kelurahan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan dunia,” ujar Esa.