Amuntai, Kalsel (ANTARA) - Uji coba budidaya padi apung di Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), berhasil panen.
Budidaya padi apung yang merupakan bantuan dari Bank Indonesia ini menggunakan media tanam styrofoam.
Dalam prosesnya media tanam memakai 300 styrofoam dengan di satu styrofoamnya terdapat 21 lubang.
Meunculnya uji coba budidaya padi apung ini salah satu latar belakangnya karena banyaknya lahan di HSU yang sering terendam air dalam setiap tahun.
Sehingga salah satu alternatif untuk memotivasi petani bila menanam padi tidak hanya bisa di tanah tetapi juga dapat terapung, maka dicobalah padi apung.
Dengan cara ini maka lahan rawa yang ada tetap dapat dimanfaatkan dan petani tetap bisa berproduksi.
Terbukti uji coba budidaya padi apung di Desa Banyu Hirang ini telah berhasil dipanen untuk hasilkan gabah kering pada, Selasa (5/6/2024).
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Amuntai Selatan, Fadil, menyampaikan, padi dengan media styrofoam di Desa Banyu Hirang ini mulai ditanam 10 hari setelah semai.
Setelah itu, 110 hari setelah tanam barulah padi apung bisa dipanen dan dapat menghasilkan 4,841 kg gabah kering.
Mennurutnya, apabila dilihat dari tingkat keberhasilan maka panen ini mencapai sekitar 80 persen.
"Karena ini yang pertama dan ada perlakuan yang tidak berhasil. Kalau ke depan pasti bisa mencapai 100 persen," ucapnya.
Rasa optimis bisa mencapai hasil panen yang lebih bagus ini karena mereka sudah ada mendapatkan pengalaman dari penanaman pertama ini.
Rencananya budidaya padi apung ini akan digarap lagi pada Nopember nanti, setelah petani panen di sawah konvensional.