Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki Herman Yosef S Mboro dalam laporan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, erupsi pertama terjadi pada pukul 00:40 WITA.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 29,6 mm dan durasi 307 detik,” demikian laporan Herman terkait erupsi pertama yang terjadi Jumat dini hari.
Erupsi kembali terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki pada pukul 03:21 WITA, terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi 477 detik, ucap dia.
Meski demikian, Herman melaporkan bahwa visual tinggi kolom kedua erupsi pada Jumat dini hari tersebut tidak teramati.
Berdasarkan aktivitas vulkanik terkini Gunung Lewotobi Laki-Laki, status gunung berketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut saat ini tetap pada level II atau Waspada.
Oleh karena itu, petugas pos pengamatan itu menyarankan masyarakat setempat maupun pengunjung dan wisatawan untuk tidak melakukan kegiatan apapun dalam radius 2 kilometer dari pusat erupsi.
Rekomendasi itu juga berlaku sektoral 3 km pada arah utara-timur laut dan 5 km pada sektor timur laut.
“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki hendak mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” demikian laporan Herman.
Ia juga mengatakan bahwa PVMBG akan terus berkoordinasi dengan BPBD Nusa Tenggara Timur dan pihak terkait lainnya untuk melaporkan secara berkala aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca juga: PVMBG: Gunung Ibu meletus dua kali cukup besar, berdurasi lama
Baca juga: Gunung Semeru tiga kali erupsi pada Kamis
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Tasrief Tarmizi