Rantau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan berhasil mengangkut sampah di aliran Sungai Tapin sebagai upaya mitigasi banjir.
"Sampah yang berhasil diangkut hampir satu truck," ujar Kepala BPBD Kabupaten Tapin Raniansyah di Rantau, Rabu.
Baca juga: Aksi seribu tangan bersihkan Sungai Tapin
Raniansyah mengungkapkan selama tiga jam menyusur sungai dari Kecamatan Bungur sampai Kecamatan Tapin Utara banyak sampah yang menutup aliran sungai.
"Sampah yang menutupi aliran sungai itu kita bersihkan," ujarnya.
Disebutkan Raniansyah dominasi jenis sampah ini yakni limbah rumah tangga berupa plastik dan juga sampah organik berupa ranting pohon yang dibuang ke sungai.
Raniansyah mengatakan berdasarkan paparan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan yakni pada Januari 2024.
Ia mengungkapkan berdasarkan peta titik rawan milik BPBD Tapin pada 2022, potensi bencana banjir di Kabupaten Tapin meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan.
Baca juga: Tapin gelontorkan ratusan miliar untuk mitigasi banjir
Sementara itu, Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin mengatakan pemerintah daerah komitmen untuk memberikan perhatian kepada kebutuhan BPBD Tapin dalam menghadapi bencana.
"Akan kita cek kelengkapan BPBD Tapin, apabila ada yang kurang akan kita tambah," ujarnya.
Syarifuddin mengatakan khusus di aliran Sungai Tapin ini Pemerintah Kabupaten Tapin telah mengandalkan early warning system atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi banjir sebagai mitigasi dampak bencana terhadap masyarakat yang bermukim di pinggir aliran sungai.
"Sebagai antisipasi dampak bencana kita pasang alat deteksi sistem peringatan dini, ini adalah upaya melindungi masyarakat yang bermukim di daerah aliran Sungai Tapin," ujarnya.
Pada kegiatan "Balarut di Banyu" atau susur sungai ini diikuti oleh 200 orang terdiri dari anggota TNI, Polri, BPBD hingga relawan yang ada di Kabupaten Tapin.
Baca juga: BPBD Tapin sebut normalisasi sungai kurangi potensi banjir