Banjarmasin (ANTARA) - Museum Lambung Mangkurat milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengoleksi total 12.149 artifak atau benda peninggalan bersejarah yang ditemukan di provinsi tersebut.
Menurut dia, barang atau benda yang memiliki arti sejarah tersebut terbagi 10 jenis koleksi.
Taufik menyebutkan sepuluh jenis koleksi benda purbakala tersebut, yakni Geoligika sebanyak 123 benda, Biologika (190 benda), Etnografika (6.384 benda), Arkeologika (239 benda), dan Historika (499 benda).
Kemudian, kata dia, Numismatika/Heraldika mencapai 3.335 benda, Filologika (162 benda), Keramologika (994 benda), Seni Rupa (143 benda) dan Teknologika (80 benda).
"Yang kita pamerkan di museum saat ini hanya sekitar 20 persen," tutur Taufik.
Kemudian sebagian artifak disimpan dan dipelihara, namun sewaktu-waktu juga dikeluarkan untuk dipamerkan.
"Memang dalam beberapa tahun ini tidak bertambah signifikan koleksi di mesum kita," ujarnya.
Karena, dikatakan Taufik, tentunya barang yang masuk museum diseleksi dengan ketat termasuk penelusuran sejarahnya.
Koleksi barang bersejarah di Museum Lambung Mangkurat, kata Taufik, sudah cukup lengkap dari sejarah alam, kebudayaan, kesenian, kehidupan hingga peninggalan kerajaan/kesultanan dan perjuangan saat melawan penjajah.
Taufik menegaskan semua barang tersebut sangat berharga bagi negeri terutama Kalsel, sehingga harus memperhatikan keamanan dan kelestarian.
Museum Lambung Mangkurat diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr Daoed Yoesoef pada 10 Januari 1979, saat ini cukup ramai dikunjungi wisatawan.
Apalagi, Museum Lambung Mangkurat yang berada di Kota Banjarbaru tersebut kini ditetapkan sebagai salah satu situs Geopark Pegunungan Meratus Nasional yang diajukan untuk diakui UNESCO Global Geopark (UGGp) atau geopark dunia.